Langsung ke konten utama

Postingan

PENSUCIAN PATUNG DEWA DEWI DI HOK TEK BIO PURBALINGGA

Sejak pukul 05.30 pagi tiga perempuan tampak sibuk membersihkan patung Dewa Dewi di Klenteng Hok Tek Bio Purbalingga. Hari ini adalah tanggal 24 Imlek. Saatnya ritual Kimsin (Kimsen). • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Hok Tek Bio Purbalingga pagi ini mulai bersolek. 121 lampion terpasang di setiap sudut Klenteng. Satu warna baru pada perayaan Imlek 2568 di kota Purbalingga. Menurut ketua pengurus Klenteng, Lim Nga Min bahwa lampion ini akan dinyalakan selama setahun. " Lampion-lampion ini pesanan para umat Klenteng. Isinya pengharapan baik di tahun baru ", lanjutnya. • Kimsin • Para umat Klenteng yang hadir pagi itu bersegera membawa keluar Patung Dewa Dewi dan memandikannya dengan air kembang. " Cukup mawar merah putih saja kok. Kalau yang kuningan pakai brasso juga ", terang sesepuh Klenteng Hok Tek Tjeng Sin ini. Beberapa orang lain juga tampak membersihkan tempat dupa, altar hio, meja altar hingga bangunan Klenteng. Semua bergerak cepat, agar t...

WELCOME 2017, DARI POS GEMBIRUNG

Tanggal 9. Sepertinya belum expired untuk menyapa 2017 yang penuh kejutan. Bagaimana tidak ? Seloroh becandaan bahwa pesona ibu kota tak sekuat Gunung Slamet, membuat saya batal meniti karier impian disana. Alih-alih menangkap kesempatan terakhir yang ditawarkan, saya malah tergiur meniti tapak demi tapak Pos Pondok Walang, Gunung Slamet. Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Jika kedunungan , awal tahun ini saya sudah ngantor di lantai sekian, gedung anu, Jakarta Pusat. Namun seketika krentek membawa saya ke jalur pendakian Pos 2 Gunung Slamet melalui dusun Bambangan, desa Kutabawa, kecamatan Karangreja, Purbalingga. Saya lupakan segala hal berkait dengan permohonan resign dan kelengkapan untuk hijrah ke ibu kota. Saya malah sibuk menyiapkan bekal berupa gula merah dan kelapa muda dalam tas. “ Biar kuat, lama nggak naik soalnya ”, komentar saya saat kawan-kawan cek perbekalan. Pagi 8 Januari 2017. Di Pondok Pemuda dusun Bambangan, informasi menyebutkan bahwa tak banyak aktivitas ...

TUGU LANCIP, icon BOBOTSARI

​ Bobotsari. Tapi tak banyak yang saya kenal dari tempat ini. Selain Bakso Tukiman, Terminal Bobotsari serta Tugu Lancip. Dan tugu kembar di Jalan Andong Sinawi lah yang secara khusus menarik perhatian saya. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Tugu Lancip Bobotsari berada di ruas jalan Bobotsari - Karang Reja. Berada di kanan-kiri jalan utama. Serupa gapura. Ya, gapura menuju titik akhir dari perjalanan hasil panenan sistem tanam paksa di utara Purbalingga. Tanam paksa ? " Jadi kerugian akibat perang Diponegoro dan ditambah sisa hutang VOC, membuat pemerintahan Hindia Belanda memberlakukan tanam paksa. Yang ditanam adalah yang laku dijual di pasar internasional. Lada, kopi, kina, hingga teh. Dan saat itu, Purbalingga kebagian teh dan kopi yang banyak ditanam di wilayah utara ", kata Mas Moko, salah seorang guru sejarah di SMP N 2 Purbalingga. (Maaf, maaf, maaf.. saya lupa nama lengkap Mas Moko) Hasil perkebunan itu diantar ke Bobotsari untuk kemudian jadi komod...

Mengintip saja di Watu Lawang Kalapacung

Sore itu teramat mendung. Namun lagi-lagi beginilah ketika keinginan mbolang muncul. Gayung bersambut, seorang kawan menawari jalan-jalan ke desa Kalapacung, Bobotsari. “ Ada Watu Lawang lho Mbak disana ”, katanya. Okay, kita kesana. Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Sungguh saya tak punya gambaran apapun tentang tempat ini. Beberapa sms masuk hanya mengatakan : lokasinya sulit ( hmmm ), angker ( halaaaahh …), atau bahkan “ kamu mau minta nomor ya ?”. Iyyyyeeess, yang terakhir ini sebenarnya sudah biasa banget ditanyakan saat saya main-main ke petilasan atau yang serupa. Sudahlah, monggo kerso. Lebih baik segera ganti alas kaki untuk menuju ke watu lawang. Ya, saya disarankan mengenakan sandal jepit setelah hujan mengguyur deras desa Kalapacung. Karena untuk menuju Watu Lawang, kita harus melewati areal perkebunan dan semak rimbun yang naik turun. Mirip perbukitan namun cukup landai. Arahan penduduk setempat memang sepatutnya jadi acuan saat main-main model begini. Bertiga, kami men...

Belajar pada Alam di Rintisan Agrowisata Giri Badhra

November ini harusnya saya sudah di Giri Badhra lagi. Menengok pepaya California yang mulai matang. Pepaya hasil penanaman dengan teknik toping yang membuat Romo disebut sinting. Ach !! • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Lokastithi Giri Badhra bukanl ah tempat baru bagi saya. Empat tahunan yang lalu, untuk sebuah proses "liputan" sejarah, saya berjam-jam di tempat ini. Memunguti rentetan informasi yang disampaikan Romo Hariyadi dengan sabar. Kali ini kedatangan saya ke museum yang berlokasi di dusun Pangubonan, desa Cipaku berbeda. Bukan lagi sekedar belajar ilmu leluhur, namun belajar bagaimana Romo dan Pak Suroso menerapkannya dalam aktivitas bertani. Lik Roso, begitu Suroso biasa dipanggil, memang bertanggung jawab penuh pada lahan pertanian di Giri Bahdra ini. Terhitung April 2016, lahan yang berada di belakang Situs Watu Tulis Cipaku ini ditanami bibit pepaya California. Dengan sistem toping. " Ini sistem yang bikin Romo disebut wong edan sama orang-or...