Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah

Joglo Kembar, Pagi Itu

Hari itu masih cukup pagi. Udara pun masih tenang. Hanya lalu lalang kendaraan di seputaran kota yang terpacu bersegera mendekati gerbang tempat aktivitas. Namun saya lihat tidak demikian dengan pria sepuh yang telah lama tinggal di Bogor itu. “ Saya rindu ”, katanya pelan. Saya tersenyum, mencoba memahami geletar ngilu saat yang dicarinya tak lagi ada. ? oleh : Anita Wiryo Rahardjo Diiring dua perempuan dari tanah Pakuan, ia berkali-kali melirik sisi barat. Tak kunjung bertemu apa yang dicari, kegelisahan terpancar dalam gemetar suaranya. “ Bangunan joglo ini baru ya ? ”, tanyanya. Saya mengangguk. Walau sudah separuh dari usia saya, tetap saja bangunan ini tak bisa dibilang lawas. Diresmikan pada 24 April 2003. ⦁ Pernah menjadi sekolah ⦁ Berlokasi di pusat kota, lingkar Alun-alun memang strategis. Di lingkungan yang kini kita ketahui sebagai Jl . Alun-alun Utara no.1, Purbalingga ini dia pernah mengenyam pendidikan dasar. “ Dulu saya SR ( Sekolah Rakyat ) disini ...

Arsantaka dan Purbalingga

Terik mentari dan lengang. Usai kulminasi bergeser sedikit ke arah barat, saya memulai jalan-jalan bersama 3 anak dara yang tetiba keranjingan mengenal sejarah. ?   oleh : Anita Wiryo Rahardjo Meski berada di lingkaran pusat kota, tempat ini lengang. " Harusnya semalem, Mbak. Ramai ", kata beberapa warga. Kami hanya tersenyum sambil terus mengekor seorang pria yang akrab disapa Pak Karso. Jumat siang makam memang sepi. Gapura berwarna merah tembaga itu menandakan kami telah memasuki kawasan inti makam Arsantaka. • Cikal Bakal • Masyarakat Purbalingga bisa jadi sudah tidak lagi asing. Nama Ki Arsantaka banyak disebut dalam tulisan yang berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Purbalingga. Sayang, tahun lahirnya tidak diketahui secara pasti. Arsantaka terlahir dengan nama Arsakusuma. Ia merupakan putera Adipati Onje II dengan isteri ke-3 nya, Nyai Pingen. Arsantaka memiliki seorang kakak bernama Yudantaka. Dikatakan Arsantaka melewati masa mu...

STANA LANDA lagi

Cukup lama saya tak mampir ke kerkhof atau stana landa Purbalingga. Meski sudah menanggalkan DSLR, tak berarti tak ada foto baru dari mampir yang tak disengaja kali ini. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Siang yang sebenarnya terik, justru terasa teduh begitu memasuki kawasan hutan kota sekaligus Kerkop (kerkhof) yang berada di Bancar, Purbalingga Wetan ini. Seorang karyawan DPU tampak sedang bebersih. Wah, pantas saja sekarang lebih rapi. Ia menyambut kedatangan saya dengan ramah. Menanyakan identitas dan keperluan saya. Sembari menceritakan juga kehadiran kawan-kawan peserta Jelajah Mrapat beberapa hari sebelum saya datang. Duuuuuuh, menyesal sekali saya batal ikut. "Sayangnya kuburannya ada yang pada ambles Mbak", katanya lagi. Karena tak sempat mencatat jumlah pada kedatangan sebelumnya, maka saya tak berani memastikan berapa makam yang ambles baru-baru ini. • Nisan • Tidaklah mengherankan jika retak tampak di sana-sini pada sebuah nisan lama. Untungla...

Hey, Mr. Postman

Surat pernah menjadi salah satu bagian mesra dalam kehidupan kita. Saya beruntung terlahir di era 80'an. Karena masih sempat merasakan menanti Pak Pos dan ramai-ramai menyelipkan sepucuk surat di Brievenbus sepulang ekskul. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Saat berseragam putih biru, rasanya wajib menengok jendela kantor TU sekolah setiap berangkat atau istirahat. Surat untuk kita akan dipajang disana. Meski tak hobi korespondensi, ada sekitar 10 surat saya terima melalui alamat sekolah. Semua pasti dari saudara sepupu atau kerabat lain yang sepantaran di luar kota. Eh, ada satu surat balasan hasil korespondensi yang kemudian dibuka ramai-ramai begitu ketahuan siapa pengirimnya. Yes, Rio Febrian, jawara Asia Bagus saat itu yang sudah jadi idola baru. Padahal hanya isi biodata dan foto, tapi tetap saja jadi rebutan. • Bis surat • Jika mendapat kiriman surat cukuplah menunggu di rumah atau sekolah, maka untuk mengirimnya kami harus ke Kantor Pos. Beruntung, SMP ...

KOTA KUNA : saat di Jl. jendsud Timur

Jika saya menyodori foto ini (khusus untuk masyarakat perkotaan Purbalingga) apakah Panjenengan mengenalinya ? Taukah bahwa ini foto bangunan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga ? • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Saya masih sangat lemah teknik fotografi pada 2013 silam. Jadi maafkan, jika foto yang tergantung di dinding ruang rapat GKJ ini malah tak seindah aslinya. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga berada di deretan Jl. Jendral Soedirman timur. Jalur utama yang dikenal berada di kawasan Bancar. Banyak bangunan peninggalan kolonial masih berdiri disana. Hingga dulu pernah dicetuskan penyebutan " Kota Kuna Purbalingga " disana. Sekarang masihkah ada istilah ini ? Keberadaan rumah ibadat Kristen dan penyebaran ajaran ini dimulai sejak era pendudukan Belanda. Ini seperti yang disampaikan Pdt. Slamet Waluyo, saat kami berbincang 4 tahun silam. • Cikal Bakal • Sebenarnya cikal bakal pertama GKJ ya di Banyumas. Dalam sejarahnya, pada 1850-an, semb...

MASJID SAYYID KUNING ONJE

Lagi dan lagi saya harus ngugemin soal dunung atau belum. Setelah kali ketiga mengunjungi Masjid Raden Sayyid Kuning, barulah saya dapat berbincang dengan Kyai Maksudi, sang Imam Masjid sekaligus generasi penerus Ngabdullah Syarif. • Oleh : Anita Wiryo Rah ardjo • Jauh sebelum Kadipaten Onje berdiri, sebuah tempat peribadatan umat Islam telah lebih dulu ada di Onje. Ya, Onje yang tengah kita bicarakan ini adalah desa Onje yang berada di kecamatan Mrebet. Disanalah, Masjid Raden Sayyid Kuning berdiri untuk terus mensyiarkan agama Islam. (Foto masjid tahun 2013) Dalam cerita turun temurun yang dipercaya masyarakat Onje, seorang pengelana asal tanah Arab datang ke tanah Jawa. Seorang bernama Syekh Mubakhir dan seorang lagi Syekh Samsudin. Ini seperti yang dikisahkan Kyai Maksudi setahunan lalu. Dan Onje, yang kala itu masih berupa hutan tak bertuan menjadi salah satu tempat yang pernah dilalui oleh seorang wali dalam perjalanannya menyebarkan Islam. Namanya adalah Syekh...