Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Foto

Batik bukan sekedar titik

Batik. Setiap titiknya adalah tanda tangan sang pembatik. Bahwa satu batik adalah produk satu-satunya dari ribuan motif yang sama. • Oleh : Anita W.R • Dua bulan ini hampir saya tidak lepas dari bermacam hal terkait batik. Pas ndilalah mungkin. Mulai dari mencarikan batik pesanan keluarga, jadi model batik dadakan untuk tesis seorang kawan, hingga ditolaknya ijin off duty 4 hari untuk latihan mbatik . Hal-hal semacam ini menjadikan batik semakin memiliki nilai personal. Ya, karena seperti apa yang saya tuliskan diawal satu titik saja bisa menjadi tanda tangan. " Kami sesama pembatik atau siapapun yang paham akan tahu mana batik misal Sekar Jagad buatan saya dan buatan mas Edi ", kata Yoga Prabowo Tirtamas yang ditemani Edi Mukti Sekarsari di sela-sela pelatihan pengenalan warna sintetis dan teknik ciprat beberapa waktu lalu. Dalam membatik, " isen-isen " motif klasik adalah murni olahan dan luapan rasa dari sang pembatiknya. Sehingga menjadikanny...

Elok Pesona Sang Igir

Banyak orang tengah tersihir pesona " igir ". Pemandangan indah pun menghiasi tiap akun travellers yang memang menyukai aktivitas mbolang atau mereka yang sekedar ingin disebut kekinian. #Saya?   •Oleh : Anita W.R.• Bermunculannya aktivitas wisata alam, membuat tempat-tempat tersembunyi terekspos. Keperawanan yang dimiliki memang membuat semua mata menjadi nyalang untuk merambah eksotikanya. Igir menjadi salah satunya. Igir adalah istilah yang merujuk pada sebuah tempat pada ketinggian dan terletak paling tepi. Kalau kata sebagian orang di sini ya mirip dengan pereng nanging lewih duwur . Susah ya disulih-bahasakan ? Mungkin istilah tanah di atas tebing bisa sedikit membantu untuk mengenali igir ini. Dan saat berdiri di igir, decak kagum mulai terlontar. Nikmatilah tiap eloknya usai menaklukan perjalanan menanjak yang terkadang bikin hawa nyerah muncul duluan. Igir mana yang tengah jadi perbincangan hangat di Purbalingga ? Mau yang menawarkan rumah pohon ataupu...

DARI MOVIE DAY ACFFEST 2015 #PURBALINGGA

Jujur, foto ini favorit saya banget di helatan Mov!e Day ACFFest 2014 lalu.  Dan selang berapa bulan kemudian, saya dapat email yang mengabarkan akan kembali diadakan Roadshow Mov!e Day ACFFest di Purbalingga. Di tahun 2015 ini saja. Girang dong saya. Otomatis. Karena ini artinya, antusiasme sineas lokal dalam gerakan anti korupsi terbilang tinggi. Inget kan film Langka Receh yang pernah menang di tahun sebelumnya ? Singkat, padat dan sak nyatane . Tak perlu perjelas panjang lebar nanging Jleb, langsung tepat sasaran. Otomatis jadi mikir tah bahwa kembalian berupa permen adalah sesuatu yang salah ? Yang belum maksud, monggo silakan nonton filmnya saja dulu. Nah, tahun ini saya pun dapet kesempatan datang lagi ke Mov!e Day ACFFest. Apa yang saya dapatkan ? Buka saja disini . Selebihnya saya malah dapat aksi teman-teman media yang tumben pengen in frame juga. #Heeemmm.... Nak, Mas-Mba disamping ini gambaran masa depanmu juga kah ? Kalau iya, yuk jadi orang media yang n...

MERIAHNYA FESTIVAL GUNUNG SLAMET

Festival Gunung Slamet (FGS) memang belum bisa disebut kelar. Namun rangkaian prosesi tradisi sudah bisa dipastikan selesai dihelat. Inilah Festival budaya pertama yang saya saksikan di Purbalingga. Berlokasi di Desa Wisata Serang, FGS digelar selama 3 hari berturut-turut mulai tanggal 4 hingga 6 Juni 2015 ini. HARI PERTAMA Keramahan penduduk lokal dan keterbukaan mereka untuk membagi banyak informasi membuat saya menyesal melewatkan helatan hari pertama yang justru penuh dengan nuansa sakralnya. Informasi yang saya dapatkan dari teman-teman media menyebut bahwa hari pertama FGS dilalui dengan perjalanan melewati jalan menanjak menuju Tuk Sikopyah di Dukuh Kaliurip. Inilah salah satu dari tiga mata air terbesar di lereng timur Gunung Slamet selain sumber air panas Guci dan Baturaden. Tak hanya penduduk Serang, mereka yang berasal dari Kutabawa, Siwarak, hingga perbatasan dengan Tegal dan Pemalang. Airnya dingin, segar dan super jernih. Bahkan menurut salah seorang warg...

KEBERUNTUNGAN WIJAYA KUSUMA

Kembang Wijayakusuma itu misterius. Mekarnya bikin orang serumah sirep . Memang “kekuatannya” yang bisa membuat kami kena sirep atau pada dasarnya kami sudah ngantuk berat, tidaklah diketahui pasti. Yang pasti itulah yang terjadi saat jelang mekarnya Wijayakusuma beberapa waktu lalu. Kembang cantik berwarna putih ini dikenal akan mitosnya. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu syarat bagi calon Raja yang akan naik tahta di Keratonan Jogja-Solo. Adapula seorang teman yang menyebut, jika Queen of the Night ini ditunggu seekor macan. Sehingga sangat tidak mudah untuk bisa menyaksikan mekarnya yang hanya beberapa menit saja. Apapun (kata orang) itu, saya pribadi memang menunggu mekarnya bunga cantik berwarna putih ini. Saya harus menunggu hampir sebulan untuk melihat bakal bunganya ini siap untuk mekar. Jelang senja adalah waktu yang bisa menjadi penanda kapan ia mekar. Saat kelopaknya mulai terlihat gendut, artinya malam nanti ia siap untuk menebarkan aroma harumn...

MIMITI

Mimiti berasal dari kata miwiti yang artinya mengawali. Monggo boleh buka saja di postingan sebelumnya. Foto diatas adalah tradisi mimiti yang berlangsung di tepian Bendung Gerak Slinga Purbalingga awal Maret 2015 lalu. 

Melayang-layang,...

Saya cukup diuntungkan dengan pekerjaan saya. Hanya dengan alasan "motret" saja bisa membuat saya bisa melenggang sejenak dari kantor dan melesat menyaksikan puncak acara peringatan HUT TNI AU ke-69 Lanud Wirasaba Purbalingga.  Memang saya agak telat sampai di lokasi. Dari 8 penerjun yang diturunkan hanya beberapa yang berhasil saya saksikan di Alun-alun Kabupaten Purbalingga ini. Takjub juga ya mengingat lokasi tidak mudah. Banyak tower, banyak lampu dsb yang butuh jam terbang tinggi untuk menaklukannya. Yang jelas si siang ini mata saya cukup dimanjakan dengan perform oke mereka. Masalah hasil jepretannya, lha wong saya super amatir kok ya beginilah hasilnya. Mungkin kalau saya rajin latihan dan bisa editing akan jauh lebih baik ya ? (Untung objek fotonya keren) Kedelapan penerjun usai menjalankan misinya Tak hanya terjun payung, aksi juga dimeriahkan oleh para motor dan fly pass.

MENGENAL JEMBLUNG LEBIH DEKAT

Ini adalah salah satu bagian favorit saya. Bagaimana tidak ? Untuk bertemu dan berbincang dengan "mereka" ini saya butuh waktu bertahun-tahun. Mereka sebenarnya bukan orang baru dalam pergaulan saya. Tapi berbincang dengan tema "Jemblung" baru bisa terwujud beberapa pekan lalu. Pun tanpa sengaja, tanpa rencana. Apa sebenarnya yang membuat saya begitu tertarik ingin tau kesenian ini ? Semua lebih karena termakan cerita orang-orang tua di kampung yang selalu berpesan, "Desa kita tuh nggak boleh Wayangan, kalau mau nanggap ya bolehnya Dhalang Jemblung". Wayangan yang seperti appppaa ?? Bedanya apa ? Kenapa ? Daaan seterusnya. Itu yang terus mengganggu benak saya. Sebenarnya dalam beberapa event, kesenian ini pernah dipertunjukan. Bahkan belum lama ini. Cuma ya itu, pas tampil eeehhh justru saya yang entah dimana. Istilah orang pacaran tuh "nggak jodoh". Hahaha. Untungnya waktu itu pheromon kami sama-sama klop ( bahasanya mbok ya nggak us...