Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kolonial

Rumah Pertama Ong Hway Oen

Rumah klasik bergaya villa itu begitu menggoda mata. Semoga saja tak dirombak begitu saja oleh pemilik barunya kelak. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Kompleks 'kota' Purbalingga sebelah timur memang menyimpan banyak kenangan era kolonial. Banyaknya bangunan peninggalan yang menjadikannya pernah hendak dijadikan sebagai destinasi wisata berjuluk Kota Kuna Purbalingga. Tak hanya bangunan publik seperti sekolah dan gereja, beberapa rumah tinggal berarsitektur lawas pun masih mewarnai. Salah satunya yang ada tak jauh dari perempatan Bancar. Tepatnya di Jl. Letkol Isdiman nomor 118, Purbalingga. • Dibangun 1920 -an • Saya cukup beruntung karena pagi itu si empunya rumah berkenan untuk memberikan informasi mengenai tempat tinggalnya. Bersama seorang kawan, saya dipersilakan melongok suasana dalam rumahnya. Meski hanya sampai sebatas ruang tamu saja. Tampak tegel bermotif timbul warna abu-abu menghiasi ruang tamu. Tak begitu luas, namun cukuplah untuk kam...

ROTI GAMBANG aku rindu

Apa yang istimewa dari sore ? Yang pasti inilah waktu menantimu untuk kita berbincang. Atau sekedar diam bersama menikmati suasana. Sore ini aroma kayu manis menggoda dari hasil panggangan yang masih berasap. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Aroma khas kayu manis dalam sepiring roti membawa ingatan ke masa kanak-kanak silam. Hampir setiap sore, roti gambang Ong tak terlewatkan. Roti empuk-empuk liat yang kata adek bau jamu. #kangen Mencari roti gambang saat ini jelas tidak mudah. Toko Roti Ong sudah lama tutup. Bahkan bangunannya pun tak tersisa. Lahannya telah lama disulap menjadi gedung lain di Jalan Jendsud tak jauh dari Gang Mayong Purbalingga. Jadi, masuk dapur dan menjajal resep adalah satu-satunya cara saat rindu menggebu pada "roti mbah-mbah" ini. • Gambang Betawi atau Gambang Semarang ? • Saya tak paham secara pasti dari mana asal roti yang khas dengan taburan wijennya ini. Jaman kecil, Emak pemilik Toko Roti Ong mengajarkan menyebutnya Gambang S...

STANA LANDA lagi

Cukup lama saya tak mampir ke kerkhof atau stana landa Purbalingga. Meski sudah menanggalkan DSLR, tak berarti tak ada foto baru dari mampir yang tak disengaja kali ini. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Siang yang sebenarnya terik, justru terasa teduh begitu memasuki kawasan hutan kota sekaligus Kerkop (kerkhof) yang berada di Bancar, Purbalingga Wetan ini. Seorang karyawan DPU tampak sedang bebersih. Wah, pantas saja sekarang lebih rapi. Ia menyambut kedatangan saya dengan ramah. Menanyakan identitas dan keperluan saya. Sembari menceritakan juga kehadiran kawan-kawan peserta Jelajah Mrapat beberapa hari sebelum saya datang. Duuuuuuh, menyesal sekali saya batal ikut. "Sayangnya kuburannya ada yang pada ambles Mbak", katanya lagi. Karena tak sempat mencatat jumlah pada kedatangan sebelumnya, maka saya tak berani memastikan berapa makam yang ambles baru-baru ini. • Nisan • Tidaklah mengherankan jika retak tampak di sana-sini pada sebuah nisan lama. Untungla...

Hey, Mr. Postman

Surat pernah menjadi salah satu bagian mesra dalam kehidupan kita. Saya beruntung terlahir di era 80'an. Karena masih sempat merasakan menanti Pak Pos dan ramai-ramai menyelipkan sepucuk surat di Brievenbus sepulang ekskul. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Saat berseragam putih biru, rasanya wajib menengok jendela kantor TU sekolah setiap berangkat atau istirahat. Surat untuk kita akan dipajang disana. Meski tak hobi korespondensi, ada sekitar 10 surat saya terima melalui alamat sekolah. Semua pasti dari saudara sepupu atau kerabat lain yang sepantaran di luar kota. Eh, ada satu surat balasan hasil korespondensi yang kemudian dibuka ramai-ramai begitu ketahuan siapa pengirimnya. Yes, Rio Febrian, jawara Asia Bagus saat itu yang sudah jadi idola baru. Padahal hanya isi biodata dan foto, tapi tetap saja jadi rebutan. • Bis surat • Jika mendapat kiriman surat cukuplah menunggu di rumah atau sekolah, maka untuk mengirimnya kami harus ke Kantor Pos. Beruntung, SMP ...

KOTA KUNA : saat di Jl. jendsud Timur

Jika saya menyodori foto ini (khusus untuk masyarakat perkotaan Purbalingga) apakah Panjenengan mengenalinya ? Taukah bahwa ini foto bangunan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga ? • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Saya masih sangat lemah teknik fotografi pada 2013 silam. Jadi maafkan, jika foto yang tergantung di dinding ruang rapat GKJ ini malah tak seindah aslinya. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purbalingga berada di deretan Jl. Jendral Soedirman timur. Jalur utama yang dikenal berada di kawasan Bancar. Banyak bangunan peninggalan kolonial masih berdiri disana. Hingga dulu pernah dicetuskan penyebutan " Kota Kuna Purbalingga " disana. Sekarang masihkah ada istilah ini ? Keberadaan rumah ibadat Kristen dan penyebaran ajaran ini dimulai sejak era pendudukan Belanda. Ini seperti yang disampaikan Pdt. Slamet Waluyo, saat kami berbincang 4 tahun silam. • Cikal Bakal • Sebenarnya cikal bakal pertama GKJ ya di Banyumas. Dalam sejarahnya, pada 1850-an, semb...

GARDU JAGA TLAHAB LOR, 1 lagi yang masih tersisa

Postingan ini sekaligus menjadi ralat tulisan saya sebelumnya . Untunglah ada komentar yang mengingatkan saya untuk kembali membuka file lawas. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Purbalingga kabarnya memiliki 6 gardu jaga. Gardu jaga di Siwarak, Karang Reja adalah yang paling terakhir saya kunjungi pada Oktober 2016. Namun saya lupa masih ada satu lagi yang tersisa. Yaitu gardu serupa di Tlahab. (Ket : foto hasil skrinsut, monggo bisa di gugling saja, karena kebetulan saya memang tidak memiliki foto gardu ini secara pribadi. Beda dengan gardu jaga di Siwarak, gardu ini tak memiliki jendela lebar buat berdoto hehe) Seketika saya pun teringat 5 tahun silam saya bertemu Barwono yang waktu itu menjadi juru pelihara Gardu Jaga di Tlahab Lor dan Tugu peringatan A.W. Sumarmo Tlahab Kidul. Sekarang masihkah bertugas, Pak ? Karena tujuan saya ke Tlahab saat itu berbeda, maka hanya selintas lalu Pak Barwono mengisahkan perihal keduanya. Soal tugu atau monumen A.W. Sumarmo yan...

KLASIKNYA FARMHOUSE SUSU LEMBANG

Salah satu yang jadi favorit saya adalah susu. Diapain ? #Eh. Apalagi susu sapi murni. Dan ditambah dengan suasana khas pedesaan abad pertengahan dunia barat, menjadikan minum susu disini makin berasa klasik. Fav banget. Yuk ikutan piknik yang lagi nge- hits . Farmhouse Susu di Lembang, Bandung Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Dua perempuan yang mengenakan pakaian petani tradisional khas Eropa dengan roknya yang lebar mengembang nampak berkeliling sembari sesekali berhenti untuk berswafoto. Semula saya pikir mereka begitu niat berfoto sampai membawa kostum segala. Namun saya ketahui belakangan bahwa pengunjung bisa menyewanya di Farmhouse Susu ini. Ada sewa per jam. Jadi bisa dipakai jalan-jalan. Ada yang hanya sewa untuk foto di studio. Farmhouse Susu memang menawarkan konsep miniatur pedesaan lengkap dengan suasana pertanian dan peternakan serta rumah tinggal di Eropa dan Amerika. Bahkan hingga ke dekorasi bangunan kafe-nya tak lepas dari konsep ini. Ada yang sang...

Gardu Jaga Siwarak, 1 yang tersisa

Rasa penasaran akan sesuara yang beragam seputar Gardu Jaga sebagai salah satu peninggalan kolonialisme membuat saya harus memilih dan memilah. • oleh : Anita WR •   Gardu jaga adalah sesuatu yang lumrah pada masa cultuur stelsel diberlakukan. Purbalingga disebut-sebut memiliki 6 bangunan gardu jaga. Satu-satunya yang masih utuh dan terawat adalah Gardu Jaga di Siwarak, Karang Reja. Sebelum sampai di Objek Wisata Goa Lawa, kita dapat melihat sebuah gardu kecil di sisi kiri jalan. Bertuliskan Gardu VOC. Mohon jangan terlalu pedulikan penampakan Mbak bermantel kuning yang bukan model di foto ini. Yang pasti dapat disaksikan gardu dalam kondisi terawat sekarang ini. Lumut di bagian bawah tembok merupakan sesuatu yang lumrah. Pada posting sebelumnya disebutkan, bahwa menurut salah seorang pengajar sejarah di Purbalingga yaitu Mas Dwihatmoko, tidak tepat jika bangunan ini disebut sebagai Gardu VOC. Sejak 1799, dimana kongsi dagang VOC mengalami kebangkrutan, Nusantar...

TUGU LANCIP, icon BOBOTSARI

​ Bobotsari. Tapi tak banyak yang saya kenal dari tempat ini. Selain Bakso Tukiman, Terminal Bobotsari serta Tugu Lancip. Dan tugu kembar di Jalan Andong Sinawi lah yang secara khusus menarik perhatian saya. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Tugu Lancip Bobotsari berada di ruas jalan Bobotsari - Karang Reja. Berada di kanan-kiri jalan utama. Serupa gapura. Ya, gapura menuju titik akhir dari perjalanan hasil panenan sistem tanam paksa di utara Purbalingga. Tanam paksa ? " Jadi kerugian akibat perang Diponegoro dan ditambah sisa hutang VOC, membuat pemerintahan Hindia Belanda memberlakukan tanam paksa. Yang ditanam adalah yang laku dijual di pasar internasional. Lada, kopi, kina, hingga teh. Dan saat itu, Purbalingga kebagian teh dan kopi yang banyak ditanam di wilayah utara ", kata Mas Moko, salah seorang guru sejarah di SMP N 2 Purbalingga. (Maaf, maaf, maaf.. saya lupa nama lengkap Mas Moko) Hasil perkebunan itu diantar ke Bobotsari untuk kemudian jadi komod...