Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Situs

Petilasan Mundingwangi di Makam Wangi

Beberapa tahun silam, seorang sepuh sempat memperingatkan saya untuk tidak dulu memasuki Makam Wangi (Stana Wangi) karena salah hari. Namun kini dengan berstatus desa wisata, saya dapat mengunjungi Makam Wangi kapanpun sekaligus menikmati panorama desa Pagerandong, kecamatan Kaligondang. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Agenda Sesaji Larung Gintung kembali membawa saya ke Makam Wangi. Banyak hal berubah setelah sekian tahun. Dulu, kami tidak disarankan mengendarai sepeda motor sampai di depan Makam Wangi karena jalanan yang ekstrem dan masih berupa kerikil tajam. Sekarang ? Mobil pun dapat melaju lancar. Namun tetap harus hati-hati. Kontur jalannya memang naik turun dan berkelok. • Di   dalam hutan • Dari kejauhan, tampak satu lahan seolah terpisah. Perbukitan. Rimbun ditanami pepohonan dan bambu. Inilah Makam Wangi. Lahan sekira 3 hektar ini tepat berada di tepi Sungai Gintung. Selain beragam bambu, kita dapat menemukan banyak jenis tumbuhan buah. Salah...

ELOK DAN MISTERI-NYA CANDI DIENG

Tanah Para Dewa kembali saya tapaki. Keelokan panorama dan misteri peradaban kawasan dengan suhu maksimal 20° C menjadi alasan sebuah ajakan yang sulit untuk ditolak. (Oleh : Anita W.R.) Jalan berkelok menjadi penanda perjalanan pagi bersama rekan-rekan kantor pusat. Suasana canggung membuat saya lebih sibuk dengan pemandangan  sepanjang jalur yang dilalui. Mari nikmati suasana menuju Banjarnegara melalui Wonosobo. Pemberhentian pertama pun dilakukan. Driver menyarankan kami mengunjungi Sitieng terlebih dulu. Sitieng atau Gardu Pandang Tieng berada di ± 1.789 mdpl. Inilah tempat terbaik kedua menyaksikan matahari terbit setelah Puncak Sikunir. Gardu Pandang ini memang terletak satu garis lurus dengan Sikunir. Karena sudah melewati jam 8 pagi, maka kami cukup dimanjakan dengan hamparan langit biru, Sindoro, Sikunir, Pakuwojo, pedesaan padat dibawah sana hingga lahan pertanian kentang di punggung-punggung bukit. Sitieng akan ramai pada waktu matahari terbit maupun ter...

Ke PRASASTI CIPAKU yuuukkk

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, bahwa desa Cipaku Mrebet menyimpan banyak benda cagar budaya (BCB) yang masih terjaga kondisinya sampai saat ini. Sebagian besar koleksi ini diselamatkan dan ditempatkan di museum milik perorangan " Lokastithi Giri Badra " yang dibuka 24 jam non stop. Namun yang tak kalah istimewa adalah keberadaan batu raksasa di sebelah museum ini. Batu yang bisa dibilang seukuran gajah gemuk dengan goresan-goresan huruf yang sangat sulit dibaca umum. Warga setempat mengenalnya sebagai watu tulis dan secara resmi terdata sebagai Prasasti Cipaku.   Sampai sekarang, batu dengan prasasti di badannya ini masih terus menjadi misteri. Bagaimana tidak ? Karena susunan huruf Jawa Kuno yang hampir kikis itu, sungguh hanya bisa dibaca para ahli saja. Dan penelitian baru sampai sebatas pada sebuah hasil yang diperoleh Drs. Kusen dari Fakultas Sastra UGM Jurusan Arkeologi pada 1983. Drs. Kusen berhasil memecahkan arti tulisan tersebut yang ...

JALAN-JALAN KE SITUS WATU LUMPANG BUARA

CANDI LUMPANG Situs prasejarah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia banyak meninggalkan temuan-temuan dari batu yang masih berfungsi sebagai sarana pemujaan terhadap arwah leluhur. Begitupun dengan yang ada di Purbalingga. Apalagi ketika kita menyisir jalur pegunungan utara. Mulai dari Ponjen, Dagan, Palumbungan sampai Limbasari bahkan disebut-sebut sebagai kawasan situs perbengkelan terbesar di Asia Tenggara. Nah, kali ini jalan-jalan saya adalah ke salah satu desa di dekat Ponjen. Jika Ponjen dikenal dengan gelang batu-nya, maka di dusun Gampingan desa Buara ini terdapat watu lumpang. Masyarakat luas menyebutnya sebagai "candi watu lumpang" , sedangkan daftar inventaris BCB (Benda Cagar Budaya) setempat menyebutnya sebagai situs watu lumpang desa Buara. ALAM NATURAL Jalur termudah untuk meunju desa Buara adalah melalui desa Lumpang Kecamatan Karang Anyar. (notes. Lumpang adalah desa sentra penghasil kipang kacang di Purbalingga). Dengan me...