Langsung ke konten utama

DAMN ! I LOVE #NasiGorengDunia

Hujan terus mengguyur Purwokerto sesorean itu. Namun celoteh riang dari meja sebelah seolah tak mau kalah dari deru air. "Aku Thailand", gemas salah seorang. "Eh, merah putih hijau ini mana ya?", kata lainnya. Bendera mini diatas nasi goreng yang masih mengepul itu sejurus kemudian mengisi memory di gawai masing-masing.

• oleh : Anita Wiryo Rahardjo •

Sayapun tak ingin terlewat. Ditengah menanti sang chef keluar, sembari swafoto saya mulai mereka-reka rencana menu apa yang dipilih. Ya #NasiGorengDunia season 3 ini sama seperti yang ada di depan Gelora Guntur Darjono Purbalingga. Menawarkan nasi goreng dengan dominasi gurih ataupun manis khas berbagai negara.

"Sudah pernah mencoba Nasi Goreng Dunia sebelumnya ?", tanya salah satu owner, Iqbal bin Majid. Sahabat yang juga rekan satu perjuangan, Lukman "Bagus Permana" menggeleng. (Ngapunten nggeh Mbak yang cantik, masnya tak culik dulu). Sementara saya memilih diam, karena hanya Mexico dan Thailand yang pernah saya coba di Purbalingga. Buat saya keduanya dominan asam manis segar. "Saya ingin yang berbeda", batin saya.

Gurih dan Manis

Seolah terbaca, Iqbal menjelaskan dengan gamblang menu-menu yang tersaji. "Kalau Eropa dan Amerika cenderung manis asam karena modelnya saus. Sementara kalau Asia gurihnya lebih dapet", terangnya. Wah ! Cocok. Saya memang sedang tergoda rasa gurih. Mulai dari citarasa Indonesia, Malaysia, Jepang, India dan China ditawarkan. "Paling favorit yang Malaysia, gurihnya paling kerasa. Apalagi ada ikan bilis-nya juga", tambah Chef Ucup.

Sahabat saya sepertinya tetap tak tergoyahkan pada semua referensi. Di otaknya hanya ada Italy. Maklum saja, dia ini penggemar 'Si Nyonya Tua'.Sementara saya tergoda bumbu teriyaki. "Nasi goreng Jepang, Mas", pesan saya.

Sengatan aroma rempah yang ditumis membuat saya tak kuasa menahan batuk. Saya cemas. Ah, semoga tak salah pilih menu.

Voila ! Nasi goreng berbendera Jepang dan Italy siap tersaji. Hmmmmmm.... aromanya smooth. Tak setajam saat proses pemasakan tadi.

Sebenarnya tanpa bendera pun saya tahu jika ada nori pasti itu pesanan saya. "Keberadaan bendera mini diatas nasi memang jadi khas Nasi Goreng Dunia season 3, Mbak", lanjut Iqbal. Aroma yang mendadak smooth ini refleks menyingkirkan keinginan berfoto. Suapan pertama, nasi yang masih panas membuat pedas sedikit tertutup. Tapi tak mengurangi khasnya rempah putih dengan bumbu teriyaki yang gurih. Keripik jagung di salah satu sisi bikin saya kangen Happytos. Hehe..

Di hadapan saya, Lukman masih sibuk memotret nasi goreng dengan isian sosis dan homemade spagetty sauce yang nikmmmaaatt banget. Mancaayyy. Meski memesan level pedas yang sama ternyata bumbu rempah membuat nasi goreng Jepang lebih spicy.

Buka sampai pagi

Saya merasa diuntungkan dengan hujan sore hari di Purwokerto. Karena suasana gloomy dan dingin macam ini rasanya tepat untuk menikmati nasi goreng. Lebih pas lagi kalau malam. Yes ! Sepakat kaaaan, nasgor itu jadi 'cemilan' malam yang paling yahuuud. Dan #NasiGorengDunia season 3 paham benar pada 'kesepakatan' penganut tarekat begadang ini. Karena kedai ini buka sampai jam 03.00 pagi. Haaseeeekkk.

Untuk harga ? Tenaaang, selama bulan promo berlaku harga Rp. 12.000 for all item. Kuy.. eh yuk nikmati sensasi citarasa khas berbagai olahan dunia di #NasiGorengDunia season 3. Lokasinya di Jl. Dr. Soeparno no. 60 Karangwangkal atau belakang kampus Unsoed Purwokerto.

Meski nggak terlalu luas, sesuara dari salah satu sudut ruangan bikin saya berasa lega aja makan disini. Cos, kapan lagi ketemu teman lama sembari menikmati #NasiGorengDunia dengan iringan The Adams. Beuuuh, ownernya jagoan bener milih musiknya. Dan tanpa terasa, satu porsi pun sukses saya habiskan sendiri. Next, tinggal Nasi Goreng Indonesia a la #NasiGorengDunia nih yang wajib untuk dicicip.


Horeeee... entong bambung !! Btw maaf ya Maaaasss, kamunya sensi sih ditinggal reunian, jadi sampe lupa nggak dibungkusin.









#NasiGorengDunia season 3
Opening  : 1 Januari 2018.
Alamat    : Jl. Dr. Soeparno No. 60 Karangwangkal, Purwokerto
Map       : https://goo.gl/maps/WSDm9DgakG42
Buka      : 06.00 a.m - 03.00 a.m.
Menu     : Nasi Goreng Indonesia, Malaysia, Jepang, India, China, Amerika, Korea, Italy, Mexico, Thailand.

DAMN, I LOVE #NasiGorengDunia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATIK PURBALINGGA DIMULAI DARI ERA NAJENDRA

Sore yang terbalut hujan. Seketika nama udan liris mampir di pikiran. Eh, lalu bagaimana dengan truntum, kawung, lumbon, sekar jagad atau bahkan cebong kumpul ? Semarga kan ? (Oleh : Anita W.R.) Pertanyaan itu kian menggelitik setelah pertemuan pertama saya dengan seseorang ini terjadi pada Desember 2013. Satu kalimat yang saya ingat darinya adalah " Batik Purbalingga itu sudah punya khas sejak awal ". Antara takjub, bingung dan tidak mudheng , rangkaian penasaran itu saya endapkan hingga menuju 2 tahun. Ya, bicara Batik, banyak informasi, artikel sampai literatur yang membahasnya. Namun batik Purbalingga, hanya sekelumit yang saya ketahui. Padahal saya ada di kota ini sejak lahir dan tinggal dikelilingi beberapa pembatik sepuh. Memori saya pada bagian ini sepertinya tidak terlalu baik, sampai-sampai sulit membacanya. Tapi kalau boleh, ijinkan saya menyebut nama mereka satu per satu. Eyang Din, Mbah Sastro, dan Mbaeh Nana adalah nama-nama pembatik sepuh yang...

Petilasan Mundingwangi di Makam Wangi

Beberapa tahun silam, seorang sepuh sempat memperingatkan saya untuk tidak dulu memasuki Makam Wangi (Stana Wangi) karena salah hari. Namun kini dengan berstatus desa wisata, saya dapat mengunjungi Makam Wangi kapanpun sekaligus menikmati panorama desa Pagerandong, kecamatan Kaligondang. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Agenda Sesaji Larung Gintung kembali membawa saya ke Makam Wangi. Banyak hal berubah setelah sekian tahun. Dulu, kami tidak disarankan mengendarai sepeda motor sampai di depan Makam Wangi karena jalanan yang ekstrem dan masih berupa kerikil tajam. Sekarang ? Mobil pun dapat melaju lancar. Namun tetap harus hati-hati. Kontur jalannya memang naik turun dan berkelok. • Di   dalam hutan • Dari kejauhan, tampak satu lahan seolah terpisah. Perbukitan. Rimbun ditanami pepohonan dan bambu. Inilah Makam Wangi. Lahan sekira 3 hektar ini tepat berada di tepi Sungai Gintung. Selain beragam bambu, kita dapat menemukan banyak jenis tumbuhan buah. Salah...

Brambang Jae dan Larangan Pementasan Wayang Kulit

Nama petilasan ini adalah Brambang Jahe. Nama yang unik ya? Cukup menggelitik tanya di benak, apakah di petilasan ini terdapat pohon bawang merah dan pohon jahe. Yang tentu saja jawabannya adalah tidak. Petilasan brambang Jahe ini sudah masuk dalam daftar inventaris Benda Cagar Budaya (BCB) kategori bangunan makam. Meski nilai sejarahnya masih dipertanyakan, namun kecenderungan masyarakat menyakralkan tempat ini dan juga folklore yang terus hidup menjadikan Brambang Jahe sebagai salah satu petilasan yang diistimewakan. Masyarakat setempat mengenalnya sebagai kuburan Brambang Jahe. Brambang Jahe terletak di Kelurahan Purbalingga Kidul, tepatnya di utara Stadion Guntur Darjono Purbalingga. Dahulu, makam ini terdapat di tengah persawahan. Tidak ada seorangpun yang berani membongkarnya. Bahkan sampai ketika tempat tersebut disulap menjadi stadion skala nasional pun, Brambang Jahe tetap ada. Dan untuk melindunginya dari tangan-tangan jahil, dibangunlah pagar keliling pada ma...