GECOT, Gagean Wis Kencot,....

Ini bukan kuliner favorit sih. Tapi seketika terlintas ketika adek tiba-tiba saja heboh minta resep dibuatkan gecot. Katanya, "Kangen Purbalingga atuuh". Hemmm,... cari penjual Gecot itu susah-susah gampang. Sebenarnya sih karena masalah selera saja. Tapi saya cenderung mencari gecot dengan rasa bawang putih yang tipis. Tau sendiri kan, gecot ini identik dengan rasa bawangnya yang tajam.


Sebenarnya Gecot itu sedikit mirip dengan Ketoprak atau Tahu Kupat kalau menurut saya. Tapi entahlah apa yang membuat adek saya ini ngotot rasa Ketoprak Jakarta beda dengan gecot mBanyumasan. Mungkin kalau disini faktor tanganan si penjual Ketoprak-nya yang sudah mBanyumasi kali ya.. Okay lah, saya enggan berdebat untuk masalah ini. Tapi yang pasti beli Gecot itu berarti harus yakin bahwa lambung benar-benar kosong. Karena porsinya ituuuu lhoooo. Yap, dari namanya saja Gecot. Konon merupakan akronim dari Gagean Wis Kencot (buruan, sudah lapar - Jawa Banyumasan). Makanya satu buah ketupat Sinto besar akan tersaji dengan tauge, kol iris, tahu goreng dan kerupuk yang disiram bumbu kacang encer pedes gurih. 


Gecot ini adalah sepertiga dari porsi aslinya. Penjualnya keberatan kalau kami minta beli porsi kecil. Mungkin susah nentuin harganya. Jadilah beli satu buat bertiga. Hahaha. Iya juga sih ya, kalau namanya saja penawar kencot (baca : lapar) masak porsinya dikit.

Komentar