Masih
inget nggak pas jaman kecil dulu yang namanya permen jahe, permen asem, bintang
jahe dan permen ganefo jadi sahabat dekat dimanapun kapanpun. Alasannya sih
simple. Murah dan di warung dekat rumah pasti tersedia. Kemasannya pun nggak
neko-neko. Tanpa merk, tanpa kemasan khusus, tanpa sertifikasi halal MUI, tanpa
mengetahui apa saja kandungannya, tapi ya aman-aman saja.
Jaman SD
dulu, permen-permen ini masih seharga seratus perak isi 3 untuk permen jahe
atau peremen asem dan isi 6 untuk permen ganefo. Tapi sekarang ? Kalau yang
homemade, dan dibeli di warung sebelah rumah maka 1 butir akan dihargai
Rp.100,-, tapi kalau sudah masuk minimarket atau gerai khusus makanan basah
maka mau nggak mau neh sakbungkus ya
harus dibeli semua. Mosok sih ngeteng ?
Ya kayak
permen asem ini neh. Tadinya saya nggak ngeh kalau ini permen asem. Lha wong
warnanya sudah tidak lagi cokelat khas warna alami Tamarin kok. Kata Masnya
yang jual gini, “Ini permen asem tapi
rasa buah lain Mba, tergantung warnanya”
Yuuhuuu,
warna-warni pelanginya memang menghipnotis untuk segera membawanya ke kasir.
Saya yang nggak terlalu suka asam sempat berpikir kalau permen asem ini akan manis
berasa melon (untuk yang berwarna hijau) atau segar kriuk manis kayak apel
(untuk yang merah). Tapi begitu digigit,… emfffctt, tetep aja rasa asemnya
mendominasi. Jiiiaaaaahhhh, namanya juga permen asem Mbaaaakk, mau semanis
apapun tampilannya tetep aja A-S-E-M.
Komentar
Posting Komentar