Langsung ke konten utama

SI BIRU JELITA, HORTENSIA



Pernah denger bunga Panca Warna tho ? Kalau versi beberapa orang teman, ini adalah bunga khas jadul yang tumbuh di pekarangan rumah. Bukan rmah kita pula, melainkan rumah si Mbah. Wuiiiddewww, sejadul itu kah ? Nggak ngerti juga ya, tapi kalau buat saya bunga ini memang terbilang langka saat ini. Di tempat saya sih. Tempat lain, saya nggak paham. Tapi kabarnya bunga ini banyak di temui di Pulau Dewata pada setiap Perayaan Galungan dan Kuningan. Karena masih merupakan puspapuja, khususnya yang berwarna biru.

 Panca Warna adalah bunga perlambang ucapan terimakasih. Katanya sih aklau dapet bunga ini itu artinya ada seseorang yang mengatakan , "Terima kasih, telah memahamiku"

Nah, Panca Warna ini kadang dikenal juga dengan sebutan bunga Bokor, Pecah Seribu, Tiga Bulan, Hydrangea ataupun Hortensia. Berasal dari Pulau Honshu, Jepang dan kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Panca Warna sendiri merupakan tanaman semak dengan daun berbentuk bulat bergerigi di tepi. Bunganya memiliki bentuk yang khas. Terdiri atas kuntum-kuntum kecil yang membentuk serupa bulatan sanggul besar. Warnanya macem-macem. Kadang biru, kadang merah muda, kadang rodo keunguan gitu. Yang pasti perubahan warna ini disebabkan pada tingkat keasaman tanah. Info ini saya dapet dari berbagai blog, setelah bulan ini saya gagal menjumpai Panca Warna dengan warna pink yang kuat.


Semula, saya pikir Panca Warna ini akan selalu berwarna 5 macam. Mulai dari hijau pupus (1), biru muda - biru kuat (2), keunguan (3), pink muda - pink kuat (4), dan cokelat lazimnya bunga layu (5). Genap tho lima warna ? Tapi nyatanya saya salah kali ini. Panca Warna saya hanya didominasi warna biru mulai dari yang muda sampai yang tua. Kenapa ini ? Jangan-jangan mengikuti suasana hati yang tengah in blue. Hahaha.. Bukan kok, ini nyatanya hanya masalah keasaman tanah saja. Panca Warna akan berwarna merah campur biru pada pH 4,7 - 6,1. Berwarna pink ungu saat tanahnya basa dan akan biru sakmacem-macemnya pada tanah yang asam. Heeemmm, nek ngono yo aku perlu kertas lakmus tho untuk mengetahui mau berwarna apa nantinya sang calon bunga ini. Cukup ribet untuk ukuran orang yang cuma bisa nonton orang berkebun saja. Namun satu hal yang pasti Panca Warna ini adalah salah satu tanaman yang pada daun bunganya mengumpulkan unsur aluminiun yang bakal dilepaskan yang sifatnya asam. Dan ini otomatis akan mempengaruhi bunga jadi berwarna biru. Dan memang sepertinya warna biru ini cukup mendominasi, hingga tak heran jika Hortensia kerap dapat julukan si biru jelita.Ya, warna yang katanya cukup bisa mengembalikan lagi inspirasi yang tengah menguap entah kemana. Bahkan karena warnanya ini juga Pulau Faial di Portugal pun mendapat julukan blue island karena saking banyaknya bunga ini disana. Tapi inget, meskipun terlihat cantik dan lembut, namun tidak disarankan untuk kita mengonsumsinya karena mengandung racun yang disebut glikosida sianogenik.

Okay, apapun tentang bunga ini, untuk yang belum pernah melihat monggo lah dibayangkan saja dulu sembari denger komposisinya Depapepe yang berjudul Ajisai. Siapa tau bisa membantu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATIK PURBALINGGA DIMULAI DARI ERA NAJENDRA

Sore yang terbalut hujan. Seketika nama udan liris mampir di pikiran. Eh, lalu bagaimana dengan truntum, kawung, lumbon, sekar jagad atau bahkan cebong kumpul ? Semarga kan ? (Oleh : Anita W.R.) Pertanyaan itu kian menggelitik setelah pertemuan pertama saya dengan seseorang ini terjadi pada Desember 2013. Satu kalimat yang saya ingat darinya adalah " Batik Purbalingga itu sudah punya khas sejak awal ". Antara takjub, bingung dan tidak mudheng , rangkaian penasaran itu saya endapkan hingga menuju 2 tahun. Ya, bicara Batik, banyak informasi, artikel sampai literatur yang membahasnya. Namun batik Purbalingga, hanya sekelumit yang saya ketahui. Padahal saya ada di kota ini sejak lahir dan tinggal dikelilingi beberapa pembatik sepuh. Memori saya pada bagian ini sepertinya tidak terlalu baik, sampai-sampai sulit membacanya. Tapi kalau boleh, ijinkan saya menyebut nama mereka satu per satu. Eyang Din, Mbah Sastro, dan Mbaeh Nana adalah nama-nama pembatik sepuh yang...

Brambang Jae dan Larangan Pementasan Wayang Kulit

Nama petilasan ini adalah Brambang Jahe. Nama yang unik ya? Cukup menggelitik tanya di benak, apakah di petilasan ini terdapat pohon bawang merah dan pohon jahe. Yang tentu saja jawabannya adalah tidak. Petilasan brambang Jahe ini sudah masuk dalam daftar inventaris Benda Cagar Budaya (BCB) kategori bangunan makam. Meski nilai sejarahnya masih dipertanyakan, namun kecenderungan masyarakat menyakralkan tempat ini dan juga folklore yang terus hidup menjadikan Brambang Jahe sebagai salah satu petilasan yang diistimewakan. Masyarakat setempat mengenalnya sebagai kuburan Brambang Jahe. Brambang Jahe terletak di Kelurahan Purbalingga Kidul, tepatnya di utara Stadion Guntur Darjono Purbalingga. Dahulu, makam ini terdapat di tengah persawahan. Tidak ada seorangpun yang berani membongkarnya. Bahkan sampai ketika tempat tersebut disulap menjadi stadion skala nasional pun, Brambang Jahe tetap ada. Dan untuk melindunginya dari tangan-tangan jahil, dibangunlah pagar keliling pada ma...

Petilasan Mundingwangi di Makam Wangi

Beberapa tahun silam, seorang sepuh sempat memperingatkan saya untuk tidak dulu memasuki Makam Wangi (Stana Wangi) karena salah hari. Namun kini dengan berstatus desa wisata, saya dapat mengunjungi Makam Wangi kapanpun sekaligus menikmati panorama desa Pagerandong, kecamatan Kaligondang. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Agenda Sesaji Larung Gintung kembali membawa saya ke Makam Wangi. Banyak hal berubah setelah sekian tahun. Dulu, kami tidak disarankan mengendarai sepeda motor sampai di depan Makam Wangi karena jalanan yang ekstrem dan masih berupa kerikil tajam. Sekarang ? Mobil pun dapat melaju lancar. Namun tetap harus hati-hati. Kontur jalannya memang naik turun dan berkelok. • Di   dalam hutan • Dari kejauhan, tampak satu lahan seolah terpisah. Perbukitan. Rimbun ditanami pepohonan dan bambu. Inilah Makam Wangi. Lahan sekira 3 hektar ini tepat berada di tepi Sungai Gintung. Selain beragam bambu, kita dapat menemukan banyak jenis tumbuhan buah. Salah...