Langsung ke konten utama

Postingan

KULA NUWUN,... ANDUM SLAMET SEDULUUURRR

Kula nuwun.. Wilujeng Enjing.. Andum slamet... Ketiga kosakata ini tengah kembali akrab ditelinga. Saya dibisiki bahwa inilah salam Penginyongan (boleh dibaca : panginyongan). • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Tak banyak yang bisa saya lakukan selain terbengong-bengong saat diminta membawakan sebuah acara kedinasan dalam bahasa penginyongan. Dimana persiapan yang diberikan tak lebih dari 24 jam. " Teyeng ora ? ", batin saya. Karena meski dalam lingkup pergaulan, bahasa ini menjadi keseharian, namun tidak demikian di dalam rumah. Bahasa penginyongan lazim dituturkan oleh masyarakat Banyumas Raya. Meliputi : Banyumas, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara dan Cilacap. Wilayah yang dikenal berbahasa ngapak. Ah !! Saya kemudian teringat bagaimana beberapa kawan (bahkan Ibu' saya) begitu terluka dengan istilah ngapak. Istilah bahasa yang entah kenapa jadi gojekan pakdhe-budhe saya di Solo. Tapi sudahlah, dengan istilah "basa penginyongan" yang kini d...

Indra Theater, dari tobong ke bioskop

Saya belum sanggup membayangkan seperti apa suasana gedung pemutaran film di Bobotsari, Purbalingga pada sekitar 5 dasawarsa lalu. Entah mengapa gambaran unik yang saya tangkap adalah lalu lalang penjual kacang bawang yang berkeliling menawarkan dagangannya sebagai peneman nonton film. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Indra Theater menjadi salah satu dari tiga gedung pemutaran film yang dimiliki Purbalingga. Jika Rayuan dan Braling Theater berada di pusat kota dan cukup megah pada masanya, maka Indra Theater berlokasi di Bobotsari. " Orang Limbasari sampai Lambur ya lebih milih nonton disini ", kenang Ny. Naenah dan suaminya ketika kami berbincang beberapa bulan silam. Ditemani seorang kawan, saya sempatkan menengok bangunan gedung yang masih tersisa. Ternyata tak jauh dari kompleks pasar atau kantor pos Bobotsari. Bangunan bercat putih tampak rusak disana-sini. Belum keseluruhan permanen. Bagian atas masih menggunakan gedheg (bilik bambu beranyam) dan papan se...

Kok dikasih "jangan wayu" sih ?

Apa yang harus dilakukan saat menerima kiriman 'jangan wayu' ? Wayu bukankah berarti basi ? • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Mata masih belum sepenuhnya terbuka lebar. Namun bising menjelang sore memang menjadikan malas untuk kembali melanjutkan tidur siang. Tok..tok..tok... " Mbak .. mbak ...", terdengar suara mereka diluar. Suara pasangan penganten anyar ini membuat saya terkesiap. " Mesti kirim jangan wayu kiye ", pikir saya seraya melesat membuka pintu sambil pikiran berkecambuk menerawang isi dompet. Kirim jangan wayu menjadi salah satu tradisi yang dilaksanakan setelah akad atau resepsi berlalu beberapa hari. Bisa dibilang tradisi ini bertujuan untuk mengenalkan istri pada keluarga besar suami ataupun orang-orang yang dianggap penting oleh suami. Sebagian menyebutnya dengan istilah kirab penganten. • Pawitan • Kirab penganten ini bisa saja diiringi oleh pihak keluarga perempuan. Namun tak jarang hanya penganten berdua saj...

GARDU JAGA TLAHAB LOR, 1 lagi yang masih tersisa

Postingan ini sekaligus menjadi ralat tulisan saya sebelumnya . Untunglah ada komentar yang mengingatkan saya untuk kembali membuka file lawas. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Purbalingga kabarnya memiliki 6 gardu jaga. Gardu jaga di Siwarak, Karang Reja adalah yang paling terakhir saya kunjungi pada Oktober 2016. Namun saya lupa masih ada satu lagi yang tersisa. Yaitu gardu serupa di Tlahab. (Ket : foto hasil skrinsut, monggo bisa di gugling saja, karena kebetulan saya memang tidak memiliki foto gardu ini secara pribadi. Beda dengan gardu jaga di Siwarak, gardu ini tak memiliki jendela lebar buat berdoto hehe) Seketika saya pun teringat 5 tahun silam saya bertemu Barwono yang waktu itu menjadi juru pelihara Gardu Jaga di Tlahab Lor dan Tugu peringatan A.W. Sumarmo Tlahab Kidul. Sekarang masihkah bertugas, Pak ? Karena tujuan saya ke Tlahab saat itu berbeda, maka hanya selintas lalu Pak Barwono mengisahkan perihal keduanya. Soal tugu atau monumen A.W. Sumarmo yan...

KLASIKNYA FARMHOUSE SUSU LEMBANG

Salah satu yang jadi favorit saya adalah susu. Diapain ? #Eh. Apalagi susu sapi murni. Dan ditambah dengan suasana khas pedesaan abad pertengahan dunia barat, menjadikan minum susu disini makin berasa klasik. Fav banget. Yuk ikutan piknik yang lagi nge- hits . Farmhouse Susu di Lembang, Bandung Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Dua perempuan yang mengenakan pakaian petani tradisional khas Eropa dengan roknya yang lebar mengembang nampak berkeliling sembari sesekali berhenti untuk berswafoto. Semula saya pikir mereka begitu niat berfoto sampai membawa kostum segala. Namun saya ketahui belakangan bahwa pengunjung bisa menyewanya di Farmhouse Susu ini. Ada sewa per jam. Jadi bisa dipakai jalan-jalan. Ada yang hanya sewa untuk foto di studio. Farmhouse Susu memang menawarkan konsep miniatur pedesaan lengkap dengan suasana pertanian dan peternakan serta rumah tinggal di Eropa dan Amerika. Bahkan hingga ke dekorasi bangunan kafe-nya tak lepas dari konsep ini. Ada yang sang...