Langsung ke konten utama

Postingan

Mencari Rasa Dari Secangkir Kopi

Kopi instan. Mendengar ini yang saya pikirkan adalah : minuman berwarna cokelat muda dengan aroma campuran susu, kopi, cokelat. Bukan sebuah minuman favorit. Eits,.... Ralat. Tepatnya sudah bukan lagi favorit. Belasan tahun silam,   saat masih berseragam putih abu-abu kopi isntan adalah pelengkap untuk dicap keren. Tentu saja selain harus menjadi pengurus OSIS, anak band, dan bisa main basket. Dan stempel keren itulah yang membuat saya akrab dengan kopi instan. Bahkan sampai memasuki dunia kerja. (gambar diambil dari sini) Jangan pernah mengartikan semua kebiasaan itu membuat saya menjadi penggila kopi. Tidak. Saya meminumnya hanya ketika menginginkannya. Bisa jadi setiap hari, dua kali sehari atau bahkan sebulan sekali. Ikut mood saja. Tujuannya adalah biar saya mendapatkan rasa seperti yang tertera dalam bungkus sachetnya. Karena buat saya, sebenarnya semua rasa kopi instan adalah sama. Paling hanya tingkat manisnya saja yang sedikit berbeda. Itupun tipis. Emmm, ini...

MENITI JEMBATAN LEGENDARIS CURUG SIPUTUT

Agenda travelling saya kali ini adalah Curug Siputut. “ What ?!?! Curug lagi ?!?!”, pekik seorang teman. Hehe, yuph betul sekali, curug. Meski dikomplein, tapi kalau saya masih belum bosan , gemana coba ? J Lha wong ada jargon Purbalingga Kota 1000 Curug kok. (Hehehe, perasaan yang ada tagline desa wisata Tanalum, negeri seribu curug deh ya ?) Allright, nggak usah dipikir banget , intinya sih saya cuma ikut-ikutan saja menggunakan jargon tersebut. Sambil terus ngitung berapa “ ratus ” curug yang sudah saya datangi di kota ini. *Nyengir sambil ngeloyor . Nah, dari namanya sih Curug Siputut terbilang famous ya bagi orang-orang disini. Identik dengan “jembatan besi” yang melintang diatasnya.  Berikut hasil googling lokasi curug : Curug Siputut is a waterfall(s) and is located in Central Java, Indonesia. The estimate terrain elevation above seal level is 357 metres. Variant forms of spelling for Curug Siputut or in other languages: Curug Siputut (id), Curug S...

Ke PRASASTI CIPAKU yuuukkk

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, bahwa desa Cipaku Mrebet menyimpan banyak benda cagar budaya (BCB) yang masih terjaga kondisinya sampai saat ini. Sebagian besar koleksi ini diselamatkan dan ditempatkan di museum milik perorangan " Lokastithi Giri Badra " yang dibuka 24 jam non stop. Namun yang tak kalah istimewa adalah keberadaan batu raksasa di sebelah museum ini. Batu yang bisa dibilang seukuran gajah gemuk dengan goresan-goresan huruf yang sangat sulit dibaca umum. Warga setempat mengenalnya sebagai watu tulis dan secara resmi terdata sebagai Prasasti Cipaku.   Sampai sekarang, batu dengan prasasti di badannya ini masih terus menjadi misteri. Bagaimana tidak ? Karena susunan huruf Jawa Kuno yang hampir kikis itu, sungguh hanya bisa dibaca para ahli saja. Dan penelitian baru sampai sebatas pada sebuah hasil yang diperoleh Drs. Kusen dari Fakultas Sastra UGM Jurusan Arkeologi pada 1983. Drs. Kusen berhasil memecahkan arti tulisan tersebut yang ...