Langsung ke konten utama

Postingan

Paduan aroma sawah dan nikmatnya Sega Bakal di Bakal Angkringan

Jika sebagian besar dari kita memilih mengkonversi lahan bambu menjadi pemukiman. Maka sekelompok anak muda ini tengah mempertahankannya untuk dikelola menjadi beberapa kerajinan. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Jelas terlihat satu set kursi ini terbuat dari bambu. Jenisnya adalah bambu atau pring tutul. Salah satu yang tergolong langka di Indonesia. Padahal, Indonesia ini endemik sekitar 150-an jenis bambu dari seribuan jenis yang ada di dunia. Keunikan pring tutul adalah bercak hitam dan keemasan di sepanjang batangnya. Bambu berdiameter rata-rata 9 cm ini banyak tumbuh di desa Bokol, Kecamatan Kemangkon. Tempat bermukim Dwi Kaliyan Kanca yang tergabung dalam “Rumah Seni” Darimu Entertainment Education. • Berawal dari Seni • Bagi Dwi Nugroho dan orang-orang di sekitarnya, bambu bukanlah barang baru. Cukup banyak papringan di sekitar mereka. Namun, penduduknya masih lebih memilih ikut dalam proyek galian C. Desa Bokol memang dialiri dua sungai besar. Klawing dan Serayu. Dimana ...

Dan sayapun nge-HANG

Ditengah menjamurnya varian kopi di Purbalingga, seorang kawan menawari mencicipi tamarine tea. Lama tak menyesap teh, menjadikan aroma rindu menguap dari seduhannya. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Foto menu oleh Bangkit Wismo Tamarine tea, menjadi menu perkenalan saya dengan HangOut Bistro Purbalingga. Tempat makan baru di Purbalingga. Yang bukan hanya menawarkan menu racikan chef pilihan, namun suasana vintage nan hangat. Ah, bisa dibayangkan bukan bagaimana nikmatnya menyeruput teh hangat ini sembari menyimak alunan suara Nona Sari yang mendayu dalam Kisah di Selatan Jakarta ? Belum lagi ada deretan novel lawas semacam ACI yang bisa kita baca sembari menikmati menu-nya. Suka. • Menu • Tamarine tea hanya salah satu beverage yang disajikan disini. Yang paling difavoritkan pengunjung adalah Pertalite 149, Coco Smooth, Red Sky, Watermelon Lemonade serta Es Rastafara. Ini adalah Es Rastafara dan Keset Gurih. Rasta nggak harus merah kuning hijau kan ? Paduan warna-warni yang s...

BAKMI JAWA PAK SUNAR PURBALINGGA, NYEMEK NYLEKAMIN

Berbicara bakmi, maka publik Purbalingga mengenal nama Bakmi Jawa Pak Sunar yang telah melegenda. Sejak puluhan tahun silam, citarasanya tetap bertahan. Tak berlebihan rasanya jika bakmi nyemek ini disebut sebagai salah satu khase wong Purbalingga. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Aroma khas arang yang dibakar menyambut siapapun yang masuk di kedai ini. Seorang perempuan sedang sibuk membuat pesanan bakmi. Sembari memasak di atas tungku, ia tak segan-segan mengajak ngobrol mereka yang datang. Hingga tak terasa bakmi dengan potongan daging ini siap disantap. Di kedai utara Masjid Agung Darussalam Purbalingga inilah, Dwi Eni Setyowati melanjutkan usaha kakeknya yang telah dikenal luas di Purbalingga, Pak Sunar. Malam itu, sisa gerimis seharian membuat kuliner hangat menjadi pilihan paling dicari. Bakmi nyemek dengan panas yang awet ini, salah satu alternatif ciamik. Apalagi kita bisa request sesuai selera. " Ada lho Mba yang pernah minta telurnya lima. Sampai mie-nya nggak ke...

Bubur Sayah, Pelepas Lelah

Dalam keseharian, kita mengenalnya sebagai bubur sumsum. Namun hari itu, saya menyebutnya dengan bubur sayah. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Badan terasa ruemeeeeek setelah beberapa hari ikut nimbrung di rumah salah seorang kerabat yang menikahkan putranya. Mulai dari persiapan jelang akad, ngunduh mantu sampai kirim jangan wayu yang dilakoni ini cukup menguras energi. Bukan hanya si empunya hajat, namun juga semua yang terlibat membantu.   Selang satu hari setelah rangkaian acara selesai, tibalah waktu bersantai. Dan suasana ini tambah nikmat saat satu porsi bubur sumsum diantarkan ke hadapan saya. Uuuuhhh nyam-nyam. "Ini bubur sayah", kata si (mantan) empunya hajat. Iiihhh, namanya lucu bangeeeet. Bubur sayah ? Iya, bubur ini konon bisa mengobati sayah atau capek. Formulanya sama persis kok dengan bubur sumsum yang kita kenal. Terbuat dari tepung beras dan santan yang dimasak dan disajikan dengan juruh atau rebusan air gula merah. Slruuuppp… otomatis dari juruhnya kit...

Dapat Sawah Melalui Dengklek

Spontan, remaja-remaja itu menyebut masa kecil saya kurang bahagia.  Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Bentuk lingkaran dengan 8 garis yang membaginya membuat saya pusing. Permainan macam apa ini ? "Kiye sunda manda payung, Mbak....", koor mereka. Tak berapa lama mereka bergerak dengan lincah petak demi petak dalam lingkaran itu. Tentu saja tidak boleh menginjak yang ada gaco-nya. Gaco diambil dari kata gacuk yang berarti pecahan genteng. Di wilayah mBanyumas kami menyebutnya kreweng. Namun kini, seiring perkembangan jaman, pecahan keramik pun mereka sebut gaco. Yang penting bisa untuk permainan. Gelak tawa mengiringi sekelompok remaja yang memang saya dapuk memainkan permainan tradisional. Sebagian besar menyebut, kerap memainkan sunda manda hingga kini. Uniknya, setiap anak memiliki nama dan bentuk sunda manda yang berbeda. "Nembe sedela deneng wis kencot ya?", ujar seorang dari mereka. Ya, selain lapar, saya dibuat pusing kemana harus melangkah. Karena sunda manda pa...

Digendong Mbah Buncis kemana-mana

"Tak Gendong Kemana-mana". Penggalan lirik lagu milik almarhum Mbah Surip ini entah mengapa terus saya dengungkan dalam hati saat melihat Mbah Buncis menggendong dan menari beberapa bulan lalu. Mungkin karena keduanya sama-sama mengartikan solidaritas. •Oleh : Anita Wiryo Rahardjo• Mbah Buncis merupakan salah satu tokoh sentral dalam seni Golek Gendong. Golek dalam bahasa Banyumasan berarti boneka. Boneka, seperti kita ketahui bersama, sering diikutsertakan dalam pertunjukan tradisi. Entah sekedar dolanan bocah hingga ritual. Tentu saja dengan bentuk beraneka rupa. Bedanya, dalam Golek Gendong bukan boneka yang digendong si penari. Melainkan penari (yang seolah) digendong boneka. Adalah takut yang teramat sangat, saat saya kecil melihat rombongan Golek Gendong ngamen ke rumah. Penampilan seram Mbah Buncis penyebabnya. Ditambah lagi orang-orang dewasa disekitar saya berujar "arep ana pageblug apa maning kiye", seraya menutup pintu. Entah benar atau tidak. Mungkin ...

Elok Pesona Sang Igir

Banyak orang tengah tersihir pesona "igir". Pemandangan indah pun menghiasi tiap akun travellers yang memang menyukai aktivitas mbolang atau mereka yang sekedar ingin disebut kekinian. #Saya? •Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Bermunculannya aktivitas wisata alam, membuat tempat-tempat tersembunyi terekspos. Keperawanan yang dimiliki memang membuat semua mata menjadi nyalang untuk merambah eksotikanya. Igir menjadi salah satunya. Igir adalah istilah yang merujuk pada sebuah tempat pada ketinggian dan terletak paling tepi. Kalau kata sebagian orang di sini ya mirip dengan pereng nanging lewih duwur. Susah ya disulih-bahasakan ? Mungkin istilah tanah di atas tebing bisa sedikit membantu untuk mengenali igir ini. Dan saat berdiri di igir, decak kagum mulai terlontar. Nikmatilah tiap eloknya usai menaklukan perjalanan menanjak yang terkadang bikin hawa nyerah muncul duluan. Igir mana yang tengah jadi perbincangan hangat di Purbalingga ? Mau yang menawarkan rumah pohon ataupun g...