Langsung ke konten utama

Bubur Sayah, Pelepas Lelah



Dalam keseharian, kita mengenalnya sebagai bubur sumsum. Namun hari itu, saya menyebutnya dengan bubur sayah.

• Anita W.R •

Badan terasa ruemeeeeek setelah beberapa hari ikut nimbrung di rumah salah seorang kerabat yang menikahkan putranya. Mulai dari persiapan jelang akad, ngunduh mantu sampai kirim jangan wayu yang dilakoni ini cukup menguras energi. Bukan hanya si empunya hajat, namun juga semua yang terlibat membantu.

Selang satu hari setelah rangkaian acara selesai, tibalah waktu bersantai. Dan suasana ini tambah nikmat saat satu porsi bubur sumsum diantarkan ke hadapan saya. Uuuuhhh nyam-nyam. "Ini bubur sayah", kata si (mantan) empunya hajat.

Iiihhh, namanya lucu bangeeeet. Bubur sayah ? Iya, bubur ini konon bisa mengobati sayah atau capek. Formulanya sama persis kok dengan bubur sumsum yang kita kenal. Terbuat dari tepung beras dan santan yang dimasak dan disajikan dengan juruh atau rebusan air gula merah. Slruuuppp… otomatis dari juruhnya kita merasa kembali berenergi. Sementara buburnya akan terasa adem di perut kita. Katanya sih “ Namanya aja bubur sum-sum, maka ia akan mengisi sum-sum kita. Jadi setelah kita bisa kembali tegak berdiri”. Ah, entahlah. Namun sugesti bubur sayah ini paling hebat saat melepas lelah, maka sungguh sayang jika ia dilewatkan begitu saja.




Komentar

Banyak Dicari

PUTRI AYU LIMBASARI, SYECH GANDIWASI DAN PATRAWISA

Selalu saja ada yang menarik ketika berkunjung ke Limbasari. Desa ini terletak sekira 15 km dari pusat kota Purbalingga. Terletak di Kecamatan Bobotsari, Limbasari menyimpan banyak kekayaan. Mulai dari potensi temuan peninggalan neolitikum, wisata alam Patrawisa sampai legenda Putri Ayu Limbasari. Nah, untuk melepas lelah sepertinya berwisata akhir pekan ke Patrawisa bisa menjadi pilihan. Terletak di lembah Gunung Tukung dan Gunung Pelana, menjadikan pesona kecantikan alam Patrawisa mampu memikat seseorang untuk datang lagi dan lagi.  Untuk menuju bendungan Patrawisa hanya dibutuhkan waktu sekira 30 menit berjalan kaki sejauh 1,7 km. Ya, Patrawisa adalah bendungan atau dam yang membendung pertempuran Sungai Tuntung Gunung dan Sungai Wlingi. Tidak hanya itu, air terjun mini serta sendang-sendang jernih semakin menyegarkan sesampainya di lokasi. Lalu siapakah Patrawisa sehingga namanya diabadikan untuk tempat indah ini? Patrawisa adalah nama salah seorang cantrik Syech Gandiwas...

NYUWUN AGUNGING PANGAKSAMI

Satu hal yang saya tunggu-tunggu dari Lebaran adalah “SUNGKEMAN”. Yes, selain plong karena (pada akhirnya) mampu juga mengungkapkan segala perasaan bersalah pada orangtua, rasa dag-dig-dug belibet salah ngomong pun pasti menghampiri. Di keluarga inti, usai melaksanakan Sholat Ied, maka sungkeman perlu dilaksanakan sebelum sarapan menu Lebaran & bersilaturahmi ke tetangga. Yang seru adalah kami harus menggunakan bahasa Jawa krama. Yeah. Jadilah sejak semalam sebelumnya kami kerap menghapal terlebih dahulu naskah sungkeman dari masa ke masa. Hahaha. Seperti ini : “Bapak / Ibu’/ Embah, kulo ngaturaken sembah sungkem, sedoyo lepat nyuwun agunging pangapunten”. Hihihi, meski sudah merupakan mantra menahun, namun bagi sebagian keluarga yang (mayoritas) tinggal di luar JaTeng hal ini sangatlah merepotkan. So, mereka akan sungkeman dengan berkata “$#^&**&*&^%^^%^$#....pangapunten”. Wuiih,.. apa ya afdol ? Hehe. Makanya, sangat tidak mengherankan jika setiap Lebaran selain sun...