Langsung ke konten utama

Postingan

BAKMI JAWA PAK SUNAR PURBALINGGA, NYEMEK NYLEKAMIN

Berbicara bakmi, maka publik Purbalingga mengenal nama Bakmi Jawa Pak Sunar yang telah melegenda. Sejak puluhan tahun silam, citarasanya tetap bertahan. Tak berlebihan rasanya jika bakmi nyemek ini disebut sebagai salah satu khase wong Purbalingga. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Aroma khas arang yang dibakar menyambut siapapun yang masuk di kedai ini. Seorang perempuan sedang sibuk membuat pesanan bakmi. Sembari memasak di atas tungku, ia tak segan-segan mengajak ngobrol mereka yang datang. Hingga tak terasa bakmi dengan potongan daging ini siap disantap. Di kedai utara Masjid Agung Darussalam Purbalingga inilah, Dwi Eni Setyowati melanjutkan usaha kakeknya yang telah dikenal luas di Purbalingga, Pak Sunar. Malam itu, sisa gerimis seharian membuat kuliner hangat menjadi pilihan paling dicari. Bakmi nyemek dengan panas yang awet ini, salah satu alternatif ciamik. Apalagi kita bisa request sesuai selera. " Ada lho Mba yang pernah minta telurnya lima. Sampai mie-nya nggak ke...

Bubur Sayah, Pelepas Lelah

Dalam keseharian, kita mengenalnya sebagai bubur sumsum. Namun hari itu, saya menyebutnya dengan bubur sayah. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Badan terasa ruemeeeeek setelah beberapa hari ikut nimbrung di rumah salah seorang kerabat yang menikahkan putranya. Mulai dari persiapan jelang akad, ngunduh mantu sampai kirim jangan wayu yang dilakoni ini cukup menguras energi. Bukan hanya si empunya hajat, namun juga semua yang terlibat membantu.   Selang satu hari setelah rangkaian acara selesai, tibalah waktu bersantai. Dan suasana ini tambah nikmat saat satu porsi bubur sumsum diantarkan ke hadapan saya. Uuuuhhh nyam-nyam. "Ini bubur sayah", kata si (mantan) empunya hajat. Iiihhh, namanya lucu bangeeeet. Bubur sayah ? Iya, bubur ini konon bisa mengobati sayah atau capek. Formulanya sama persis kok dengan bubur sumsum yang kita kenal. Terbuat dari tepung beras dan santan yang dimasak dan disajikan dengan juruh atau rebusan air gula merah. Slruuuppp… otomatis dari juruhnya kit...

Dapat Sawah Melalui Dengklek

Spontan, remaja-remaja itu menyebut masa kecil saya kurang bahagia.  Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Bentuk lingkaran dengan 8 garis yang membaginya membuat saya pusing. Permainan macam apa ini ? "Kiye sunda manda payung, Mbak....", koor mereka. Tak berapa lama mereka bergerak dengan lincah petak demi petak dalam lingkaran itu. Tentu saja tidak boleh menginjak yang ada gaco-nya. Gaco diambil dari kata gacuk yang berarti pecahan genteng. Di wilayah mBanyumas kami menyebutnya kreweng. Namun kini, seiring perkembangan jaman, pecahan keramik pun mereka sebut gaco. Yang penting bisa untuk permainan. Gelak tawa mengiringi sekelompok remaja yang memang saya dapuk memainkan permainan tradisional. Sebagian besar menyebut, kerap memainkan sunda manda hingga kini. Uniknya, setiap anak memiliki nama dan bentuk sunda manda yang berbeda. "Nembe sedela deneng wis kencot ya?", ujar seorang dari mereka. Ya, selain lapar, saya dibuat pusing kemana harus melangkah. Karena sunda manda pa...

Digendong Mbah Buncis kemana-mana

"Tak Gendong Kemana-mana". Penggalan lirik lagu milik almarhum Mbah Surip ini entah mengapa terus saya dengungkan dalam hati saat melihat Mbah Buncis menggendong dan menari beberapa bulan lalu. Mungkin karena keduanya sama-sama mengartikan solidaritas. •Oleh : Anita Wiryo Rahardjo• Mbah Buncis merupakan salah satu tokoh sentral dalam seni Golek Gendong. Golek dalam bahasa Banyumasan berarti boneka. Boneka, seperti kita ketahui bersama, sering diikutsertakan dalam pertunjukan tradisi. Entah sekedar dolanan bocah hingga ritual. Tentu saja dengan bentuk beraneka rupa. Bedanya, dalam Golek Gendong bukan boneka yang digendong si penari. Melainkan penari (yang seolah) digendong boneka. Adalah takut yang teramat sangat, saat saya kecil melihat rombongan Golek Gendong ngamen ke rumah. Penampilan seram Mbah Buncis penyebabnya. Ditambah lagi orang-orang dewasa disekitar saya berujar "arep ana pageblug apa maning kiye", seraya menutup pintu. Entah benar atau tidak. Mungkin ...

Elok Pesona Sang Igir

Banyak orang tengah tersihir pesona "igir". Pemandangan indah pun menghiasi tiap akun travellers yang memang menyukai aktivitas mbolang atau mereka yang sekedar ingin disebut kekinian. #Saya? •Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Bermunculannya aktivitas wisata alam, membuat tempat-tempat tersembunyi terekspos. Keperawanan yang dimiliki memang membuat semua mata menjadi nyalang untuk merambah eksotikanya. Igir menjadi salah satunya. Igir adalah istilah yang merujuk pada sebuah tempat pada ketinggian dan terletak paling tepi. Kalau kata sebagian orang di sini ya mirip dengan pereng nanging lewih duwur. Susah ya disulih-bahasakan ? Mungkin istilah tanah di atas tebing bisa sedikit membantu untuk mengenali igir ini. Dan saat berdiri di igir, decak kagum mulai terlontar. Nikmatilah tiap eloknya usai menaklukan perjalanan menanjak yang terkadang bikin hawa nyerah muncul duluan. Igir mana yang tengah jadi perbincangan hangat di Purbalingga ? Mau yang menawarkan rumah pohon ataupun g...

BATIK NAGA TAPA, SERAGAM PEJABAT ERA BUPATI KE-9

Batik gelap bergambar naga yang dikelilingi pohon hayat dan aneka fauna itu dipadu dengan beskap ataupun kebaya kutu baru hitam. Begitulah kira-kira seragam dinas para pejabat pada era Bupati ke-9 Purbalingga.  Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Museum daerah Prof. Dr. R. SoegardaPoerbakawatja menjadi tujuan saya siang itu. Beberapa bulan silam, sebelum peresmian ruang pameran baru dibuka. Satu koleksi batik lawas menarik perhatian saya. Batik itu bernama Naga Tapa. Sebuah motif klasik yang termasuk dalam jenis semen yang dimaknai sebagai penggambaran kehidupan yang semi. Ini terlihat dari jenis ornamen pokoknya yang berhubungan erat dengan paham Tribawana atau Triloka yaitu : daratan, udara dan air. Dalam Batik Naga Tapa Purbalingga, unsur tanah diwakili oleh sulur tetumbuhan, pohon hayat, binatang berkaki empat seperti harimau, kijang, gajah serta bajing. Udara yang digambarkan melalui burung dan kumbang. Serta binatang utama naga yang mewakili ketiganya. Naga kerap digambarkan seba...

MENCOBA TELUR REBUS DI KAWAH SIKIDANG

Legenda keberadaan anak-anak gimbal Dieng bermula disini. Dari kisah Puteri Shinta Dewi yang membuat Pangeran Kidang Gerungan terus hidup melalui kesaktiannya di Kawah Sikidang.  Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Tidak jauh dari Kawasan Candi Arjuna, telah menanti untuk dikunjungi yaitu Kawah Sikidang. Manfaatkan saja tiket terusan dari Candi, agar tidak terlalu repot. 10K sudah bisa mengunjungi 3 lokasi. Candi, Sikidang dan Kailasa. Hujan masih setia mengawal pesiar siang itu. Meski ribet harus berpayung, namun ini pertanda suhu sedikit menurun di saat kulminasi. Hanya saja masker tetap tak boleh lepas. Bukan masalah takut matahari. Tapi karena aroma belerang sudah menusuk dari kejauhan. Tak usah khawatir jika lupa membawa. Pedagang masker sudah siap menanti. Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah aktif yang merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi bersama dengan Kawah Sibanteng, Sinila, Candradimuka, Siglagah, Sikendang, Sileri dan Timbang. Kawah ini buk...