Langsung ke konten utama

Postingan

MENITI JEMBATAN LEGENDARIS CURUG SIPUTUT

Agenda travelling saya kali ini adalah Curug Siputut. “ What ?!?! Curug lagi ?!?!”, pekik seorang teman. Hehe, betul sekali, curug. Meski dikomplain, tapi kalau saya masih belum bosan. Lha wong ada jargon Purbalingga Kota 1000 Curug kok. Meski tidak tahu juga seribu titiknya dimana saja. Namanya juga jargon. Nah, dari namanya sih Curug Siputut terbilang famous ya bagi orang-orang disini. Identik dengan “jembatan besi” yang melintang diatasnya. Berikut hasil googling lokasi curug : Curug Siputut is a waterfall(s) and is located in Central Java, Indonesia. The estimate terrain elevation above seal level is 357 metres. Variant forms of spelling for Curug Siputut or in other languages: Curug Siputut (id), Curug Siputut. Latitude: -7°17'7.01" Longitude: 109°20'1" JEMBATAN LEGENDARIS Curug Siputut sebenarnya masuk dalam wilayah desa Serayu larangan, Mrebet. Namun loaksi curugnya juga sangat dekat dengan desa Talagening, Bobotsari. Jadi, monggo sajalah mau pilih dari a...

Ke PRASASTI CIPAKU yuuukkk

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, bahwa desa Cipaku Mrebet menyimpan banyak potensi cagar budaya yang masih terjaga kondisinya sampai saat ini. Sebagian besar koleksi ini diselamatkan dan ditempatkan di museum milik perorangan " Lokastithi Giri Badra " yang dibuka 24 jam non stop. Namun yang tak kalah istimewa adalah keberadaan batu raksasa di sebelah museum ini. Batu yang bisa dibilang seukuran gajah gemuk dengan goresan-goresan huruf yang sangat sulit dibaca umum. Warga setempat mengenalnya sebagai Watu Tulis dan secara resmi terdata sebagai Prasasti Cipaku. Berbicara tentang prasasti, temuan di Cipaku ini jadi terasa menarik. Prasasti biasanya merujuk pada suatu benda yang mengandung tulisan. Nah, seperti kita tahu tulisan ini menjadi penanda berakhirnya masa prasejarah dan dimulainya zaman sejarah. Jadi, bisa dong kita menyebutnya lebih modern dari zaman batu. Karena umumnya dikenal mulai masa klasik Hindu-Budha. Sampai sekarang, batu dengan prasasti di b...

Sejumlah Bangunan Tua di Purbalingga

Saat bicara tentang bangunan tua, maka terbayang sebuah tempat yang dibangun saat zaman Belanda atau sebelum Indonesia merdeka dengan arsitektur yang khas. Bisa jadi bergaya indisch atau malah rumah joglo. Tidak hanya  kota kuna  di Jalan Jendral Sudirman Timur, pusat kota Purbalingga masih banyak menyimpan pesona bangunan tua ini. Mari berputar di sekitaran Alun-alun. Karena selain Balai Muslimin masih ada lagi nih.   Bermodal setumpuk kertas yang pernah saya peroleh dari Museum Soegarda Poerbakawatja  berisi informasi mengenai bangunan peninggalan kolonial di Purbalingga. Ada sekira 30 bangunan. Sebut saja di Jalan Dipokusumo, Jalan Letkol Isdiman sampai jalur utama Jalan Jendral Sudirman. Ada yang masih ditinggali. Dan tidak sedikit pula tanpa berpenghuni dengan kondisi cukup memprihatinkan. Pertama kita pilih bangunan pribadi dulu ya. Di Jalan Dipokusumo sejumlah rumah yang dibangun pada sekira 1920-an masih dapat ditemui. Dulu, wilayah ini disebut denga...

AYO DOLAN MARING CURUG AUL

Jelang akhir pekan. Saatnya menetapkan destinasi wisata. Tak usah jauh-jauh ke luar kota. Cukup di Purbalingga saja. Apalagi disini tersimpan kekayaan alam tersembunyi yang mempesona. Salah satunya adalah Curug AUL. Yap, Purbalingga memang dikaruniai alam yang indah. Wilayah utara Purbalingga yang didominasi dataran tinggi tak hanya menyimpan peninggalan prasejarah namun juga yang nyata-nyata terlihat.  Banyaknya curug alami. Bahkan sebutan kota dengan seribu curug pun tersemat. Nah, kalau menurut wikipedia curug atau air terjun adalah arus air yang mengalir melalui formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Ketinggian antara curug satu dengan lainnya akan berbeda. Ada pula yang berkarakteristik tunggal dan tak sedikit yang sebaliknya. Bertingkat dan berkelok. Lalu bagaimana dengan curug Aul ini ? Okay, let see. 1000 CURUG Curug Aul terletak di dusun Pucung Rumbak, desa Tanalum, kecamatan Rembang. Tanalum adalah salah satu desa yang memiliki sejuml...

Mampir Aaaahhh Ke PURBALINGGA ART & CULTURE FESTIVAL

Yes, today is saturday . Waktunya jalan-jalan. Hari ini targetnya adalah ke Purbalingga Art & Culture Festival (PACF). Sebenarnya gelaran PACF sendiri sudah hampir kelar. Event perdana garapan KEMAS (Kelompok Masyarakat Seni) ini sudah dimulai sejak tanggal 11 dan berakhir pada 14 September 2014 di GOR Mahesa Jenar Purbalingga. Sesuai namanya, event ini menampilkan beberapa bentuk kreasi seni. Mulai dari teater, seni rupa, grafiti, seni musik sampai tari tradisional dan juga dance. Ruang khusus grafiti Pameran Seni Rupa dan Beberapa Karya yang Dipajang   Ditemui di sela-sela persiapan acara siang ini, ketua panitia Didik Wibowo mengungkapkan jika Purbalingga Art & Culture Festival ini dibuat dalam rangka menjembatani bentuk kreasi seni yang beragam dalam satu ruang. Selama ini kecenderungan event di Purbalingga hanyalah tematic satu macam seni saja. Namun dengan adanya PACF ini, diharap seluruh pelaku seni bisa saling mengenal dan mengetahui potensi seni yang ada di...