Langsung ke konten utama

17-8-2015

Ada sesuatu yang berbeda di peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini. Satu yang paling jelas terlihat adalah pementasan drama tari kolosal perjuangan yang dihelat di banyak wilayah di negeri kita. Tak ketinggalan Purbalingga pun menampilkan kisah perjuangan menuju detik-detik Proklamasi dan perjalanan Panglima Besar Jendral Sudirman dalam Serangan Umum 1 Maret.







Sebanyak 200 pemeran dipersiapkan sejak seminggu sebelum peringatan detik-detik Proklamasi digelar di Alun-alun Purbalingga. Mereka terdiri dari pelajar dan pengajar SMP N 3 Purbalingga, SMA N 1 Purbalingga, SMK Penerbangan, Kodim 0802, Polres Purbalingga dan Lanud Wirasaba. Sutradara drama kolosal, Serma Waluyo yang ditemui saat briefing akhir di halaman Pendopo Dipokusumo mengungkapkan harapannya melalui aksi teaterikal ini. "Semoga generasi muda bisa lebih memaknai lagi perjuangan para Pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia", ujarnya.



Dengan durasi sekitar 25 menit, drama tari kolosal ini berhasil mencuri perhatian masyarakat. Terbukti masyarakat langsung merangsek ke tengah Alun-alun saat drama dimulai. Adegan demi adegan yang menggambarkan ganasnya pendudukan Jepang di Indonesia diikuti dengan beberapa ledakan di beberapa sisi Alun-alun membuat semua makin larut dalam suasana. Pekik "MERDEKA" turut membahana saat pemeran Soekarno secara lipsync membacakan teks Proklamasi.




Suasana semakin meriah ketika sosok Panglima Besar Jendral Sudirman yang memang menjadi kebanggaan masyarakat Purbalingga dihadirkan salah seorang pemeran diatas tandunya. Dalam kondisi sakit parah, Sudirman menghadap Presiden Soekarno di Jogjakarta saat Agresi Milter kedua. Suasana kota budaya tersebut digambarkan dengan keberadaan replika Monumen Jogja Kembali. Meski telah dilarang untuk memimpin pasukan namun Sudirman bersikeras untuk tetap memimpin gerilya. 




Drama tari kolosal ini diakhiri dengan menyerahnya Belanda dan keberhasilan direbutnya kembali Jogjakarta oleh rakyat dan TNI. Formasi NKRI yang dibentuk para pemeran pun menandainya berakhirnya drama ini.



Komentar

Banyak Dicari

PUTRI AYU LIMBASARI, SYECH GANDIWASI DAN PATRAWISA

Selalu saja ada yang menarik ketika berkunjung ke Limbasari. Desa ini terletak sekira 15 km dari pusat kota Purbalingga. Terletak di Kecamatan Bobotsari, Limbasari menyimpan banyak kekayaan. Mulai dari potensi temuan peninggalan neolitikum, wisata alam Patrawisa sampai legenda Putri Ayu Limbasari. Nah, untuk melepas lelah sepertinya berwisata akhir pekan ke Patrawisa bisa menjadi pilihan. Terletak di lembah Gunung Tukung dan Gunung Pelana, menjadikan pesona kecantikan alam Patrawisa mampu memikat seseorang untuk datang lagi dan lagi.  Untuk menuju bendungan Patrawisa hanya dibutuhkan waktu sekira 30 menit berjalan kaki sejauh 1,7 km. Ya, Patrawisa adalah bendungan atau dam yang membendung pertempuran Sungai Tuntung Gunung dan Sungai Wlingi. Tidak hanya itu, air terjun mini serta sendang-sendang jernih semakin menyegarkan sesampainya di lokasi. Lalu siapakah Patrawisa sehingga namanya diabadikan untuk tempat indah ini? Patrawisa adalah nama salah seorang cantrik Syech Gandiwas...

NYUWUN AGUNGING PANGAKSAMI

Satu hal yang saya tunggu-tunggu dari Lebaran adalah “SUNGKEMAN”. Yes, selain plong karena (pada akhirnya) mampu juga mengungkapkan segala perasaan bersalah pada orangtua, rasa dag-dig-dug belibet salah ngomong pun pasti menghampiri. Di keluarga inti, usai melaksanakan Sholat Ied, maka sungkeman perlu dilaksanakan sebelum sarapan menu Lebaran & bersilaturahmi ke tetangga. Yang seru adalah kami harus menggunakan bahasa Jawa krama. Yeah. Jadilah sejak semalam sebelumnya kami kerap menghapal terlebih dahulu naskah sungkeman dari masa ke masa. Hahaha. Seperti ini : “Bapak / Ibu’/ Embah, kulo ngaturaken sembah sungkem, sedoyo lepat nyuwun agunging pangapunten”. Hihihi, meski sudah merupakan mantra menahun, namun bagi sebagian keluarga yang (mayoritas) tinggal di luar JaTeng hal ini sangatlah merepotkan. So, mereka akan sungkeman dengan berkata “$#^&**&*&^%^^%^$#....pangapunten”. Wuiih,.. apa ya afdol ? Hehe. Makanya, sangat tidak mengherankan jika setiap Lebaran selain sun...