Langsung ke konten utama

TOMATNYA KOK RASA KORMA

Sekarang saatnya menikmati persembahan camilan yang kini menjadi salah satu khas kota Purbalingga yaitu Torama.

Oleh : Anita Wiryo Rahardjo

Per bungkus harganya hanya 7000’an.

MANISAN

Torama ini singkatan dari Tomat Rasa Korma.  Kok tomat ? Dari nama camilannya saja sudah jelas-jelas Tomat Rasa Korma. Jadi tomat yang umumnya kita kenal asem manis dan berair  berubah menjadi manis dan kering bak korma.

Iya sih memang nggak semua orang suka tomat. Tapi kalau mengingat khasiat baiknya untuk kesehatan, masak sih mau dicuekin juga si tomat ini ? Karena sebenarnya tomat bisa dibuat juice, dicampur masakan, atau jadi lalaban atau bahkan manisan. Manisan ?? Yups, dan di Purbalingga ada sejenis manisan tomat yang dikenal dengan sebutan TORAMA.

RASA KORMA

Manisan Tomat ini sudah mulai dirintis secara serius sejak tahun akhir periode 98’an oleh Murtinah di desa Kradenan, Kecamatan Mrebet. Kradenan merupakan salah satu wilayah penghasil tomat di Purbalingga. 

Nah, saat panen raya maka hasil tomat ini begitu melimpah. Bahkan menurut Murtinah, saat itu harga hanya Rp. 150,- / kg. Saking banyaknya, para petani malah justru kebingungan mau diapakan buah penghasil lycopen ini. Akhirnya mereka pun meminjamkan hasil panennya kepada kelompecapir di desanya untuk memanfaatkan tomat-tomat itu. Dan tanpa sengaja manisan tomat yang dikeringkan dengan energi alam matahari ini justru menjadi favorit. “Kami menyuguhkan manisan ini kepada para tamu dari pendopo, eh kata mereka kok kormanya nggak berbiji. Hehehe, ternyata mereka mengira manisan tomat kami ini korma, karena rasanya yang sangat mirip", cerita Murtinah

Dan sejak saat itulah nama Torakor = Tomat Rasa Korma tercetus. Pada tahun 2001 Torakor ini menjadi pemenang Lomba Cipta Makanan Khas Purbalingga. Kemenangan ini membuat Tomat Rasa Korma kreasi Murtinah direkomendasikan masuk ke pusat-pusat kuliner di kota Perwira ini. Sayangnya, karena lupa tidak segera mempatenkan nama maka Torakor pun harus rela mengganti namanya menjadi Torama. Tetap dengan arti yang sama.

Untuk membuat Torama digunakan tomat lokal biasanya jenis Permata atau Idola dan cukup dimasak saja dengan gula pasir. Dan kemudian dikeringkan dengan panas sinar matahari. Menurut Murtinah hasil pengkristalan dari proses memasaknya itulah yang menciptakan efek rasanya menjadi seperti korma. Rasanya manis, legit, kering daann menyehatkan.

Komentar

Banyak Dicari

Petilasan Mundingwangi di Makam Wangi

Beberapa tahun silam, seorang sepuh sempat memperingatkan saya untuk tidak dulu memasuki Makam Wangi (Stana Wangi) karena salah hari. Namun kini dengan berstatus desa wisata, saya dapat mengunjungi Makam Wangi kapanpun sekaligus menikmati panorama desa Pagerandong, kecamatan Kaligondang. • oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Agenda Sesaji Larung Gintung kembali membawa saya ke Makam Wangi. Banyak hal berubah setelah sekian tahun. Dulu, kami tidak disarankan mengendarai sepeda motor sampai di depan Makam Wangi karena jalanan yang ekstrem dan masih berupa kerikil tajam. Sekarang ? Mobil pun dapat melaju lancar. Namun tetap harus hati-hati. Kontur jalannya memang naik turun dan berkelok. • Di   dalam hutan • Dari kejauhan, tampak satu lahan seolah terpisah. Perbukitan. Rimbun ditanami pepohonan dan bambu. Inilah Makam Wangi. Lahan sekira 3 hektar ini tepat berada di tepi Sungai Gintung. Selain beragam bambu, kita dapat menemukan banyak jenis tumbuhan buah. Salah...

KASURAN

Otak saya pernah dengan mentah menerima kata “ kasuran ” sebagai  kasur  +  an . Padahal yang dimaksud adalah  ka  +  sura  +  an . Oleh : Anita Wiryo Rahardjo Kasuran merupakan nama jenis rumput yang secara khusus dipakai sebagai bahan utama Wayang Suket khas kecamatan Rembang, Purbalingga. Tepatnya di desa Wlahar. Wayang ini menjadi khas karena hanya seorang saja perajin awalnya. Yaitu Mbah Gepuk . Nama aslinya Kasanwikrama Tunut. Konon  suwargi  melewati masa kanak-kanak sebagai bocah angon yang tentunya akrab dengan alam dan padang rumput nan luas. Menghadapi usia senja, ia banyak menepi dan mulai menganyam helai demi helai rumput kasuran menjadi tokoh – tokoh legendaris dalam kisah pewayangan. Ia aktif membuat wayang suket sejak 1920-an. Meski telah menghadap sang Khalik pada 2002 silam, beberapa karya Almarhum Mbah Gepuk masih kerap dipamerkan. Seperti : Gatotkaca dan Rama Shinta.     Kasuran di Pulau Dewata Kini...