TOMATNYA KOK RASA KORMA


Sebagai tindak lanjut permintaan maaf ke keluarga besar yang tak dapat oleh-oleh khas Purbalingga saat saya mudik ke Bogor dua bulan lalu, - *Woy !! Yang kampung halamanmu itu Purbalingga, Nak !! Jadi ke Bogornya bukan (arus) mudik, tapi (arus) balik. Eh ?? – maka sebuah rekomendasi jajanan khas Purbalingga pun dipersembahkan. Jeng-jeng-jeeeennnggg. Tapi tulisannya aja yach wahai keluarga besarku, kalian khan pada bisa beli sendiri. *Kok dipelototin ? Okay, cukup.. Sekarang saatnya menikmati persembahan camilan yang kini menjadi salah satu khas kota Purbalingga yaitu Torama.

 Kalau nggak salah sih satu bungkus harganya 7000’an deh. makanya bayar sendiri aja, murah tho ? :P


MANISAN

Torama ini singkatan dari Tomat Rasa Korma. Iddiiih kok tomat sih Mba’eee. Apa enaknya ? Weits, jangan salah. Wong dari nama camilannya saja sudah jelas-jelas Tomat Rasa Korma. So, tomatnya juga nggak asem manis berair gitu. Justru malah manis kering bak korma.

Iya sih memang nggak semua orang doyan tomat. Tapi kalau mengingat khasiat baiknya untuk kesehatan, masak sih mau dicuekin juga si tomat ini ? Lagian sebenarnya khan selain bisa di-juice, dicampur masakan (tapi kita singkir-singkirin juga) atau jadi lalaban (yang biasanya cukup jadi garnish pemanis piring), tomat juga bisa jadi manisan. Manisan ?? Yups, jenis terakhir ini sepertinya jauh lebih bisa membuat tomat jadi bisa diakrabi para hatersnya. Dan di Purbalingga ada sejenis manisan tomat yang dikenal dengan sebutan TORAMA.

RASA KORMA

Manisan Tomat ini sudah mulai dirintis secara serius sejak tahun akhir periode 98’an oleh Murtinah di desa Kradenan, Kecamatan Mrebet. Kradenan merupakan salah satu wilayah penghasil tomat di Purbalingga. Nah, kalau pas lagi panen raya maka hasil tomat ini begitu melimpah. Bahkan menurut Murtinah, saat itu harga hanya Rp. 150,- / kg. Saking banyaknya, para petani malah justru kebingungan mau diapakan buah penghasil lycopen ini. Akhirnya mereka pun meminjamkan hasil panennya kepada kelompecapir di desanya untuk memanfaatkan tomat-tomat itu. Dan tanpa sengaja manisan tomat yang dikeringkan dengan energi alam matahari ini justru menjadi favorit. “Kami menyuguhkan manisan ini kepada para tamu dari pendopo, eh kata mereka kok kormanya nggak berbiji. Hehehe, ternyata mereka mengira manisan tomat kami ini korma, karena rasanya yang sangat mir", cerita Murtinah

Dan sejak saat itulah nama Torakor = Tomat Rasa Korma tercetus. Pada tahun 2001 Torakor ini menjadi pemenang Lomba Cipta Makanan Khas Purbalingga. Kemenangan ini membuat Tomat Rasa Korma kreasi Murtinah direkomendasikan masuk ke pusat-pusat kuliner di kota Perwira ini. Sayangnya, karena lupa tidak segera mempatenkan nama maka Torakor pun harus rela mengganti namanya menjadi Torama. Tetap dengan arti yang sama.

 (gambar diunduh dari fotolia)

Untuk membuat Torama digunakan tomat lokal biasanya jenis Permata atau Idola dan cukup dimasak saja dengan gula pasir. Dan kemudian dikeringkan dengan panas sinar matahari. Menurut Murtinah hasil pengkristalan dari proses memasaknya itulah yang menciptakan efek rasanya menjadi seperti korma. Rasanya manis, legit, kering daaaannnn menyehatkan.

Komentar