Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

MASJID SAYYID KUNING ONJE

Lagi dan lagi saya harus ngugemin soal dunung atau belum. Setelah kali ketiga mengunjungi Masjid Raden Sayyid Kuning, barulah saya dapat berbincang dengan Kyai Maksudi, sang Imam Masjid sekaligus generasi penerus Ngabdullah Syarif. • Oleh : Anita Wiryo Rah ardjo • Jauh sebelum Kadipaten Onje berdiri, sebuah tempat peribadatan umat Islam telah lebih dulu ada di Onje. Ya, Onje yang tengah kita bicarakan ini adalah desa Onje yang berada di kecamatan Mrebet. Disanalah, Masjid Raden Sayyid Kuning berdiri untuk terus mensyiarkan agama Islam. (Foto masjid tahun 2013) Dalam cerita turun temurun yang dipercaya masyarakat Onje, seorang pengelana asal tanah Arab datang ke tanah Jawa. Seorang bernama Syekh Mubakhir dan seorang lagi Syekh Samsudin. Ini seperti yang dikisahkan Kyai Maksudi setahunan lalu. Dan Onje, yang kala itu masih berupa hutan tak bertuan menjadi salah satu tempat yang pernah dilalui oleh seorang wali dalam perjalanannya menyebarkan Islam. Namanya adalah Syekh...

KEMBALI DI NEGERI 1000 CURUG

​ Jalanan berkelok dengan pemandangan bukit di kanan kiri seolah menahan kalimat "masih lammmaaaa?" untuk tidak terlontar. Ya, alam di bagian utara Purbalingga memang dikenal mempesona. Salah satunya Curug Kali Karang. • Oleh : Anita Wiryo Rahardjo • Curug Karang atau Curug Kali Karang sudah lama masyur di kalangan pecinta travelling. Muda-mudi pun sudah sejak dulu memanfaatkannya sebagai objek wisata alam. Hanya saja bagi yang hendak bernostalgia ke curug ini, siapkan uang pecahan Rp. 5.000,- untuk biaya masuk per orang. Murah ya ? Apalagi ini sudah plus asuransi. Curug karang ada di dusun Buret, desa Tanalum, kecamatan Rembang. Tanalum memang surga bagi pecinta curug. Jika sebelumnya curug Aul mampu mendinginkan pikiran, maka curug Karang ini cenderung beraura hangat. Cocok untuk dinikmati bersama keluarga. • Sungai Karang • Siang itu, sungai Karang yang mengalir deras si bawah curug malah menggoda hati. Mungkin karena tak lagi jamannya takut p...

MASJID CHENG HOO PURBALINGGA

Dari arsitektur dan ornamennya saja, sudah dapat ditebak jika rumah ibadah ini diprakarsai oleh para etnis ​ keturunan Tionghoa. Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo Purbalingga. • Oleh : Anita W.R. • Bentuk bangunannya mengingatkan kita akan Klenteng. Memang inspirasinya dari sana. Begitu pula dengan dominasi merah, hijau dan kuning di setiap sudut. " Merah-nya melambangkan warna yang identik dengan budaya masyarakat Tionghoa, Begitu pula kuning. K alau hijau-nya melambangkan warna religi. 'Arsy ", kata Pak Heri Susetyo (Thio Hwa Kong) saat kami bertemu beberapa tahun silam. Masjid ini sebenarnya sudah mulai dibangun pada Maret 2005, namun sempat terhenti pembangunannya karena terkendala pendanaan setelah berjalan 2,5 tahun. " Alhamdulillah, ada donatur dari Pekalongan ", lanjut Pak Heri. Ini terjadi pada sekitar 2010 silam. Pembangunan pun dilanjutkan hingga diresmikan 5 Juli 2011 oleh Bupati Purbalingga saat itu, Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si. ...