Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

BATIK PURBALINGGA DIMULAI DARI ERA NAJENDRA

Mari mengingat-ingat, berapa batik yang kita miliki ? Bisa jadi banyak. Namun bagaimana dengan batik yang khas Purbalingga? Saya bahkan tidak tahu apakah saya punya. Atau...adakah Purbalingga memilikinya? Oleh: Anita Wiryo Rahardjo Salah seorang produsen batik, Yoga "Tirtamas" Prabowo mengatakan, " Batik Purbalingga itu sudah punya khas sejak awal ". Bagi pengguna batik random semacam saya jelas bingung dengan kalimat tersebut.  Yoga berujar yakin bahwa batik bukanlah tren baru yang mengikuti kecenderungan pasar. Karena Purbalingga telah memiliki sejumlah sentra batik sejak masa pendudukan Belanda. Najendra, pelopor industri batik di Banyumas Raya Keberadaan industri batik Purbalingga konon sudah ada sejak masa Perang Diponegoro (1825-1830). Berakhirnya Perang Diponegoro atau yang dikenal dengan istilah Perang Jawa ini diperkirakan menjadi awal bermunculan sentra batik di wilayah Banyumas Raya. " Ada anak buah Diponegoro yang membuat sentra batik di Sokaraja. ...

Aku, Kamu dan Kopi Kita di Espede Cafe

Aroma pahit berbaur jeruk khas Kopi Kintamani menyeruak dari kepulan asap di cangkir yang tengah tersaji. Yang bikin surprise adalah saya menikmatinya di kota sendiri. Tepatnya Espede Cafe Purbalingga.  Oleh : Anita Wiryo Rahardjo & Ery Andini Saya cukup diuntungkan sebagai warga pusat kota Purbalingga. Akses mudah berkenalan dengan tren, walau pada dasarnya saya bukan anak gaul. Termasuk cafe baru yang memasang tagline "Aku, Kamu dan Kopi Kita". Jujur saja, susunan kata yang nampang di salah satu sudutnya inilah yang membawa saya bergegas menuju Espede Cafe di Jalan Letkol Isdiman no. 17 seberang Rumah Bersalin Panti Nugroho Purbalingga. Kalimat yang secara refleks mengingatkan saya pada salah satu karya pribadi dalam bentuk audio stories yang ditayangkan sebuah media lokal, "Kita dan Secangkir Kopi". Beda ya ? Ah, sudahlah... anggap saja mirip. Dan apakah saya bertemu Rio seperti dalam kisah yang saya tulis berminggu-minggu itu ? Tentu saja tidak. Karena s...