Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

YUUK,.. KE MUSEUM USMAN JANATIN

Let's sing along : "Museumku, dihatiku, aku berguru kepadamu,..". Ehem,.. nggak bisa ikutan nyanyi ini yah ? Nggak salah juga sih. Kalau saya tidak bekerja di sebuah media yang mendapat sample jingle "Ayo Ke Museum" juga nggak akan ngerti kok . Apalagi tempat sejenis ini memang terbilang bukan tujuan wisata favorit. Bicara soal Museum, Purbalingga juga punya beberapa museum yang (semestinya) kita kunjungi. Museum Daerah Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja, Museum Wayang & Artefak, Museum Uang atau yang paling baru diresmikan Museum Usman Janatin. USMAN JANATIN Nama Usman Janatin di tanah kelahirannya, Purbalingga, memang tidak segaung Jendral Soedirman. Namanya mulai dibicarakan masyarakat Purbalingga sejak diabadikan pada sebuah taman kota yang berlokasi di eks Pasar Lawas. Namun lagi-lagi orang hanya mengenalnya sebatas nama. Padahal Usman Janatin merupakan sosok Pahlawan Nasional asli Purbalingga yang telah menorehkan namanya pada masa s...

Tentang 9 Maret

9 Maret belum lama berlalu. Namun timeline saya kali ini sepi dari ucapan “Selamat Hari Musik Nasional”. Nyangkut di tenggorokan-kah kalimat ini ? Atau justru bingung. Tak tau harus bahagia atau nelangsa dengan bermacam karya yang wara-wiri di radio, TV atau portal download gratisan belakangan ini ? Eh, siapa saya kok sok-sok-an ngomongin musik. Musisi bukan, pemerhati musik bukan, wartawan musik juga bukan. Lalu ? Saya hanya ingin berbagi sesuatu yang cukup mengganggu pikiran. Saya ingat betul, bahwa saya baru mengenal lagu dewasa saat berseragam putih biru. Sejak itulah kami ( saya & teman satu genk ) gegayaan ngefans solois atau grup Manca. Tujuannya biar dicap jago pelajaran Bahasa Inggris-nya. Okay, lagipula saat itu saya merasa bingung dengan nama-nama grup yang muncul dari dalam negeri. Karena sebagian besar masih merupakan favorit Pakle-Bulek. Mosok ngefansnya samaan orang tua. Mosok harus ikutan mereka koor “Kamulah satu-satunya,..” . Tau sendiri kan ABG labi...

KLENTENG HOK TEK BIO PURBALINGGA

Nggak berasa, udah nyampe Cap Go Meh aja nih. Klenteng tentu saja masih ramai sampai tanggal 15 Imlek 2566 Kongzili ini berakhir. Jelang Imlek kemarin pun saya menyempatkan diri ke Klenteng Hok Tek Bio di Jalan Sidodadi, Kandang Gampang. Laaammma banget rasanya baru ngeliat tempat ini lagi. Saya sendiri bukanlah penganut Tri Dharma. Saya hanya sering melewatinya ketika berangkat ke SMA dulu.  Dulu, Klenteng Hok Tek Bio berada tepat di tikungan jalan Sidodadi. Menurut salah seorang sesepuh warga keturunan Tionghoa, Ambing Setiawan, semula Klenteng Purbalingga bernama Klenteng Hok  Tek Cheng Sin (mohon maaf jika salah penulisan nama) sesuai nama Para Suci yang menjadi tuan rumahnya. "Tapi karena nama Para Suci ini tidak semestinyalah jadi nama Klenteng, makanya kami sepakat menggantinya menjadi Hok Tek Bio" , ungkapnya di sela-sela aktivitas berdagangnya siang itu. Klenteng ini sudah ada sejak tahun 70'an dan menjadi satu-satunya Tempat Ibadah Tri Darma di Purbalingg...